Setelah hampir dua jam lebih dari Malang, akhirnya gapura kabupaten Kediri menyambut kami dengan penuh kedamaian dan penuh akumulasi. Iyayaya, karena kediri dikenal dengan kota Industri dan perdagangan, salah satunya PT.Gudang Garam yang ada di kota Kediri.
Saya memulai membuka handphone untuk mencari lokasi tujuan kami. Ternyata tujuan kami tidak berada dalam kota melainkan di pedesaan. Kalau dilihat sangat dekat ke Surabaya dan Blitar. Iya, namanya juga kota tetangga.
Tidak hanya gapuranya aja yang gemilang, tapi monumen Simpang Lima Gumul juga sangat bersemangat menyambut kami dengan segala puing estetikanya. Sangat keren.
Tapi kami hanya membuat janji sementara ketika melihat simpang lima gumul itu, bahwa nanti kami akan balik kesini suusai pulang dari ziarah.
Hampir setengah jam kami beriringan dengan kendaraan lain, akhirnya kami sampai di desa Puhsarang. Tempatnya bisa dibilang di pelosok desa. Jalannya sangat kecil tapi untuk dua mobil kecil yang berpapasan masih bisa. Saya memikirkan bagaiamana jika ada dua Truck yang saling berpapasan di jalan ini? Tapi sudahlah biarkan pemerintah kabupaten Kediri yang memikirkannya. Itukan tugas mereka.
Kawasan Lourdes Puhsarang dengan beragam kisahnya
Memasuki area Gua ini kita diarahkan ke parkiran bagi yang membawa kendaraan. Disebelah kanan jalan sebelum masuk gapura kampung ada semacam pos jaga  dengan petugas parkir yang akan mengarahkan kita. Saya memilih parkiran paling bawah depannya Warung Rahayu. Lebih tepatnya di belakang TKK Yohanes Gabriel desa Puhsarang. Tempat parkirnya berada di halaman rumah yang didampingi tiga pohon, yang lumayan sih buat meneduhkan kendaraan.
 Sebelum menelusuri kawasan Gua salah seorang kawan mengajak untuk makan terlebih dahulu sebelum berziarah.
"Karena nanti kita pasti lama di dalam , jadi kita makan dulu aja,"kata Anggi.
Kami sempat kebingungan mencari tempat yang pas untuk bersantai sambil menyantap makan siang. Tapi saya mengajak mereka untuk bersantai di Warung Rahayu yang sedang tutup. Kami sudah mencoba memanggil berulang kali, tapi tidak ada yang menyahut terutama pemilik warung itu. Tapi gapapa saya dan kawan-kawan memohon maaf, kami tidak merusak apapun barang dalam warung itu, dan kami hanya meminjam tempat untuk duduk dan makan. Terima kasih Warung Rahayu.
Selesai makan siang, kami langsung membersihkan dan membereskan semuanya seperti semula dan langsung menuju ke dalam Gua Maria Puhsarang.