Mohon tunggu...
Kristian Ndori
Kristian Ndori Mohon Tunggu... Dosen - Menulis tentang sastra dan sejarah.

Membaca dunia dengan gayung Kiri.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menelusuri Lourdes Puhsarang: Tempat Ziarah dan Wisata Umat Katholik di Kediri

15 Oktober 2023   13:29 Diperbarui: 15 Oktober 2023   13:33 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dokumen pribadi/Krisianndori)

Saya melihat kawasan ini hampir mirip dengan yang ada di Makam Bung Karno di kota Blitar. Perbedaannya adalah di Gua Maria ini banyak orang berjualan waktu kita mau masuk ke dalam kawasan Gua, berbeda dengan makam Bung Karno yang berjualan waktu kita mau keluar dari dalam makam. Tapi unik sih karena setiap daerah punya strukturalisnya masingg-masing  dalam membangun ekonomi daerahnya. Sepanjang jalan masuk, kita bisa melihat ada orang yang menjual lilin,kontas (rosario), patung (kayu dan plastik) serta banyak juga manik-manik kudus lainnya, seperti kalung, gelang botol, dan patung.

Nah botol dan galon yang dijual dikawasan ini ada manfaatnya loh, botol ini kita beli untuk mengisi air suci yang ada dalam kawasan Gua, jika kita lupa membawa botol dari rumah kita bisa membelinya disana. Harganya beragam ya, tapi kami membeli yang kecil seharga dua belas ribu.

(dokumen pribadi/Krisianndori)
(dokumen pribadi/Krisianndori)

Disebelah tempat pengambilan air suci ini, ada juga tempat untuk membasuh tangan, wajah, dan kaki sebelum berdo'a. Tempatnya sangat sejuk karena rindangnya pepohonan yang membuat suasana terasa adem. Tepat didepan tangga sebelum ke tempat air suci ini saya melihat ada sebuah tulisan di Tugu Batu. Bahwasannya komplek ziarah umat katholik di Puhsarang ini diresmikan pada tanggal 26 Desember 1999 oleh bupati KDH TK Kediri (H. Suparyadi, S.IP. MM).

Dalam kawasan ini juga ada Mausoleum, Pendopo, Gereja, Pos Informasi dan Penginapan. Tempat parkir dan toilet selalu dijaga kebersihannya, sehingga membuat para peziarah sangat nyaman. Ketika kita ingin berdo'a di depan Patung Maria, kita bisa menyalakan lilin dibawah patungnya. Sebagai cahaya untuk menerangi jalan kita kepada sang Bunda.

Cerita Ibu Tuti mantan penjaga Gua Puhsarang

Ketika kami sedang mengambil air suci disana, kami bertemu dengan salah satu warga Puhsarang, namanya ibu Tuti. Dia adalah seorang katholik yang konon bekerja sebagai penjaga dan ikut membantu para pastor dan romo dalam menjalankan ibadah mulai dari jalan salib hingga misa mingguan.

Saya bertanya tentang dari daerah mana saja para penjual manik-manik yang ada di sepanjang jalan masuk tadi. Ibu Tuti menjawabnya dengan nada tenang, bahwa semua pedagang disekitaran Gua itu adalah warga asli Puhsarang. Mereka ada yang Katholik dan ada yang muslim. Tapi kebanyakan yang Muslim. Karena desa Puhsarang bermayoritas muslim.

Disamping itu, ibu Tuti bercerita tentang sejarah keberadaan gereja. Gereja yang ada di sekitar Gua ini, didirikan oleh Romo Jan Wolters CM yang dibantu oleh arsitek terkenal pada waktu itu yang bernama Ir. Henricus Maclaine Pont pada tahun 1936. Mereka berdua ini sangat mencintai Jawa dan kebudayaannya. Dalam sejarah Kerajaan Majapahit bahwa Maclaine Pont adalah salah satu arsitek yang menangani pembangunan museum Trowulan yang ada di Mojokerto.

Ibu Tuti bilang bahwa semua warga desa Puhsarang mengambil air dari Gua itu demi melangsungkan hidup karena di Gua itulah tempat mata air yang sangat besar dan kejernihan airnya sudah teruji melalui penyulingan yang dilakukan warga sekitar. Warga membedakan air di desa ini dengan air isi ulang segalon. Perbedaannya adalah air yang ada dalam galon jika dibiarkan selama sebulan, pasti akan ada bakteri dan ulat-ulat kecilnya, beda halnya dengan mata air di desa ini. yang tidak akan mengeluarkan ulat-ulat semacam itu, kenang ibu Tuti.

Namun, hingga saat ini Gua Lourdes Maria ini sudah beberapa kali direnovasi karena cuaca dan iklim. Tapi keindahan dan keteduhannya sangat bersahaja. Mudah-mudahan bisa kesini lagi, Amin.

Setelah hampir 3 jam di kawasan Gua kami pun pulang ke tempat parkir dan mulai kembali ke kota Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun