Mohon tunggu...
Kristian Ndori
Kristian Ndori Mohon Tunggu... Dosen - Menulis tentang sastra dan sejarah.

Membaca dunia dengan gayung Kiri.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tanah Jawa yang Menjanjikan

16 Juli 2023   20:53 Diperbarui: 17 Juli 2023   11:40 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Saya menelpon teman saya yang nomornya saya catat sewaktu di Balikpapan tadi. Akan tetapi kabar buruk pun terdengar. Dia mengatakan bahwa dia tidak bisa menjemput sekarang karena tidak punya sepeda motor dan dia masih bekerja. Dia turut mengatakan agar saya menumpangi bus yang tujuannya ke Tanjung Perak dan dia yang akan membayarnya. Saya terdiam dalam kekecewaan. Karena waktu itu saya tidak memegang uang sepeserpun,saya takut untuk menumpangi bus. Akhirnya, saya memilih untuk berjalan saja.

“Alamat kalian dimana?”

“ Kami di Tanjung Perak, kalau kamu mau kesini bilang saja Pom Bensin di Jl. Jakarta,mereka udah tahu semua.”

Saya mencatat alamat ini. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada bapak pemilik hp itu. Saya pun langsung pamit pergi.

Dari Juanda menuju Tanjung Perak

            Sesudah berpamitan dengan sopir travel tadi, saya memulai perjalanan yang sangat memacu adrenalin saya. Tanpa makan dan minum yang dibekali saya berjalan diatas sepanjang jalan Tol. Sudah sejauh beberapa kilometer hingga melewati gerbang keluar bandara saya berjalan bagaikan seorang musafir sejati. Dehidrasi menghampiri dan lengket aliran keringat diselangkangan sangat mengganggu perjalanan saya. Sampai ketika saya melihat dari kejauhan bahwa ada gerbang tol entah itu yang keberapa saya sudah lupa. Seorang penjaga tol itu langsung menghampiri saya dan berkata;

“Mas,mau kemana?”

“Saya mau ke Tanjung Perak pak.”

“Maaf mas nggak boleh berjalan diatas jalan ini mas. Mas-nya lewat jalan bawah aja ya.”

“Oh iya baik pak. Maaf ya pak saya nggak tau”.

  Saya pun turun kejalan bawah tol. Dibawah udaranya sangat dingin dan lebih mendingan karena diterpa angin siang. Saya berjalan sembari bertanya kepada orang-orang yang berpapasan. Mereka hanya menggelengkan kepala karena merasa heran dengan tujuan perjalannya saya. Sejauh ingatan saya. Saya berjalan sampai ke Darmo. Disana saya bertemu dengan seorang tukang kuli serabutan yang sedang memperbaiki selokan dengan kumuhnya karena bermain dengan campuran semen. Daya Tarik dehidrasiku menjunjung aku untuk meminta sesuatu pada kuli serabutan itu. Berusaha mendekati dengan Lelah langkah yang bernyanyi puluhan kilometer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun