Mohon tunggu...
Kristian Ndori
Kristian Ndori Mohon Tunggu... Dosen - Menulis tentang sastra dan sejarah.

Membaca dunia dengan gayung Kiri.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tanah Jawa yang Menjanjikan

16 Juli 2023   20:53 Diperbarui: 17 Juli 2023   11:40 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Kita menuju ke lapangan pelandasan tempat pesawat itu. Saya masih ingat muka mas-nya walaupun agak samar-samar. Diatas pesawat saya mulai memikirkan gimana caranya agar saya bisa memberi tahu kepada teman saya bahwa saya sudah melepas landas. 

Usut-punya-usut pesawat pun melepas landas. Saya merasa seperti sebuah mimpi. Iya,kalian tahu sendirilah orang kampung ketika nyobain hal baru. Satu hal yang saya takutkan waktu itu adalah kecelakaan ketika pesawat jatuh. Imajinasi ini muncul karena saya sering menonton film-film action,perampokan diatas pesawat dan peperangan. Syukurnya kami semua tiba di Surabaya dengan selamat dan tentunya berkat campur tangan Tuhan.

Kota Surabaya dan Teriknya Matahari

            Dari ketinggian beberapa ratusan meter saya melihat perairan sawah dan lading yang membentang luas dan ribuan rumah-rumah yang berdempetan. Saya merasakan sambutan dari Tanah Jawa. “sugeng rawuh maseehh”.

Saya merinding waktu itu karena baru pertama kali melihat suatu hal dari atas Gedung yang tanpa saya pijakki. Roda pesawat menyentuh lapang dengan sempurna. Getaran dan hentaknya membuat saya sedikit takut. Setelah beberapa jam duduk dikursi pesawat tanpa bisa berdiri karena bingung akhirnya aku bisa berdiri dan berjalan disepanjang lapan landasan. Ruangan yang penuh dengan ratusan penumpang itu kembali aku temui namun dipulau yang berbeda. Aku keluar dari gendung bandara sambil melirik kepada mereka yang sedang menggenggam handphone. Aku berjalan menuju parkiran travel. 

Kala itu aku tidak mempunyai uang sepeserpun. Hanya pakaian dan ijazah yang ada dalam ransel-ku. Di ujung parkiran yang luas ini aku melihat ada seorang sopir travel yang sedang makan siang dengan bungkusan nasi yang beukuran kecil. Kita biasa menyebutnya ”Nasi Kucing”. Aku menghampirinya dengan wajah letih tuk meminta pertolongan darinya.

“Permisi pak,saya mau minta tolong bisa?”

“Nggih,ada apa mas?

“Anu pak. Saya mau pinjam Hp bapak soalnya mau nelpon teman saya biar dia jemput saya disini pak.”

“Oh nggih,monggo mas. Telpono mas.”

“Saya pinjam ya pak”,sembari menjemput hp dari genggamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun