Mohon tunggu...
Kristanti Wardani
Kristanti Wardani Mohon Tunggu... wiraswasta -

Arkeolog yang tak lagi bersahabat dengan kotak gali. Sekarang lebih menekuni kegiatan bersepeda dan plesiran untuk meramunya menjadi bahan dongeng.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum: Aset Menjanjikan bagi Pariwisata

22 Januari 2015   00:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:39 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meramu museum dengan pariwisata itu ibarat meracik kopi. Diperlukan biji kopi yang fresh dipadu kepekaan mengatur suhu.

Indonesia itu kaya akan sejarah dan budaya,” komentar Devon Jerundson, pejalan asal Kanada yang saya jumpai di Museum Sonobudoyo. Tapi sayangnya meskipun dianugerahi kekayaan alam yang memesona serta sejarah dan budaya yang menarik namun tetap saja kita seperti tak bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dari sektor pariwisata kita masih megap-megap untuk mendatangkan pejalan asing sejumlah 10 juta.

Coba bandingkan dengan negara tetangga Singapura. Bisa dibilang negara yang merdeka pada 1965 itu tidak diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki kekayaan alam nan melimpah ruah. Namun, mari tengok capaian di bidang pariwisatanya. Pemerintah Singapura dalam hal ini ialah pedagang yang cerdas. Dia tahu cara melihat peluang serta mengerti nilai dari sebuah benda ketika dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata.

Karena kekayaan alam, sejarah, dan budaya kita yang seabrek-abrek, maka kali ini saya akan mengangkat satu hal saja yaitu museum. Isu tersebut akan jadi benang merah harapan saya kepada Kementerian Pariwisata dalam Kabinet Kerja pemerintahan yang baru ini.

Mengapa museum menjadi penting –dalam pandangan saya- untuk mendongkrak sektor pariwisata?

Museum menurut saya bisa menjadi aset pariwisata yang sangat potensial. Di seluruh Indonesia saja pada 2010 terdapat 269 museum. Pastinya jumlah itu sekarang bertambah. Suatu sumberdaya yang tak boleh dilewatkan untuk "menahan" pejalan tinggal lebih lama di sebuah destinasi.

Ketika saya berpikir seperti ini, tentunya tak sedikit yang akan memprotes pendapat saya itu. Terutama teman-teman yang bergerak di bidang kebudayaan.

Apa sebabnya? Karena museum dan pariwisata merupakan dua sektor yang berbeda tujuan. Museum lebih menekankan pada konservasi dan pelestarian karena menyadari bahwa koleksi yang dimiliki merupakan sumber daya yang tak terbaharui. Sementara sektor pariwisata menekankan pada nilai ekonomi dari banyaknya kunjungan pejalan. Yang terakhir ini setali tiga uang dengan eksploitasi.

Namun, dengan sekian banyak tumpang tindih kepentingan di antara dua sektor mari kita melihat celah yang bisa dimanfaatkan bersama-sama. Museum sebagai institusi sosial budaya bisa menjadi instrumen politik yang efektif karena museum dapat digunakan untuk mengontrol ide-ide dan kepercayaan. Museum menjadi alat untuk mengekspresikan dan mengenali diri. Akhirnya museum digunakan untuk menciptakan dan merepresentasikan identitas. Seperti misalnya yang dijumpai di National Museum of Singapore, Singapore Art Museum, dan Asian Civilization Museum di Singapura.

Sebagian besar museum menjadi pusat informasi dan pengetahuan. Terutama bagi orang-orang yang menaruh minat pada bidang spesifik seperti budaya, militer, biologi, atau geologi. Namun bagi masyarakat awam museum menjadi tempat edukasi dan rekreasi.

Menurut Stephen E Weil dalam Making Museum Matter dengan memberikan konteks komersial pada museum, dimungkinan bahwa museum akan memproduksi dan menawarkan pengunjungnya hal-hal yang berbau rekreasi, pengalaman belajar, sosial, pengalaman “religi”, pengalaman yang tak terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun