Mohon tunggu...
Gracideo Deus
Gracideo Deus Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - R3

hanya mas mas pelajar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hilang

5 April 2022   10:14 Diperbarui: 5 April 2022   10:27 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

PUKUL 6 sore, kami berkumpul di Bangsal St. Paulus. Aku dengan sabar menunggu seseorang yang bernama Jessica Aleksandra itu. Kemungkinan, wanita kasir tadi, yang juga bisa dibilang psikiater pribadiku, atau mungkin pengagum rahasiaku, adalah pemilik nama sederhana itu. Sederhana namanya, tapi spesial orangnya.

Sampai acara dimulai, aku tak menemukan siapa Jessica Aleksandra. Barulah saat perkenalan nama per anggota kelompok, ada seorang wanita yang memperkenalkan diri.

"Halo, selamat malam semuanya! Namaku Jessica Aleksandra. Panggil aja Sandra. Oh ya, aku adalah salah satu panitia acara tukar pelajar tahun ini. Lebih tepatnya, aku ada di bagian sie perlengkapan." Kalimat itu bersumber dari seorang perempuan yang berbadan besar, bersuara kecil dan melengking. Menurut pendengaranku, pastilah ia seorang Sopran, golongan suara wanita tertinggi dalam suatu paduan suara.

Tapi lebih dari itu, hatiku hancur. Aku kecewa karena ternyata dokter psikologku tidak termasuk dalam kelompok kerja ini. Aku menjadi tidak fokus mengerjakan proyek kelompok. Mataku berputar sana-sini, mencari seorang kembaran Santa Sesilia yang mungkin sedang terpenjara di kelompok kerja yang lain. Aku ingin menjadi pahlawan yang bisa melepaskannya dari belenggu bahaya maut dalam kelompok buas itu. Tapi, ia tidak ada. Jessica, tidak ada di dalam Bangsal St. Paulus. Tak muncul dalam radar di kepalaku, seseorang pegawai kantin, bernama Jessica yang berada di ruangan 6 pintu ini.

"Kak Sandra, permisi. Aku ijin ke WC sebentar ya."

"Oh, Ya! Baik, silahkan... Emm... Rudy." Jawabnya, sambil melihat kalung identitasku.

***

AKU pergi ke sana ke sini mencari Jessica. Seperti pasien penyakit gila yang sedang hilang ingatan, liar ingin menerkam warga. Sudah kucari di berbagai sudut pekarangan sekolah, namun tidak kutemukan dia. Lalu teringat olehku bahwa ia adalah pegawai kantin. Maka, segera kudatangi kantin besar SMA itu.

"Misi mbak, ada yang namanya Jessica? Kalau tidak salah, tadi siang dia bertugas di kantin ini, menyambut tamu yang baru datang."

"Ohh... Dia barusan pulang mas. Baru aja. Kayaknya pas kalian lagi kumpul di bangka, dia pamit ke saya." Kata seorang ibu, yang sepertinya adalah salah satu pegawai di kantin itu.

"Kalau boleh tahu, rumahnya dimana ya, Bu? Saya ada keperluan penting sama beliau." Aku berkata demikian, karena aku tak tahu lagi harus mencari informasi dari mana lagi tentang keberadaan Jessica. Syukurlah, ibu itu langsung menuliskan sebuah alamat di karton minyak goreng yang disobeknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun