Ketika kawanan monster tersebut ingin menyerang. Erick teringat dan menangis menatap kucing Alice tersebut dan mengatakan "Aku Mencintaimu Alice". Buku yang digenggam di tangan kanan tiba- tiba terjatuh, dan terbuka halaman tengah. Kucing Alice itu melompat dan menaiki buku itu. *Cahaya datang menggertak suasana*
Erick menutupi matanya, ia bertanya dalam diri sendiri "Cahaya apakah ini?"
Cahaya tersebut tiba- tiba berubah, menjadi sosok cantik yang selama ini Erick idam- idamkan. Langsung saja ia memeluk erat gadis tersebut. Penyihir muak akan hak tersebut, ia mematahkan tongkat sihirnya kemudian menjadi sosok raksasa besar.
Tapi keduanya tak goyah, keduanya berciuman mesra, dan membuat penyihir itu terbakar. Kemudian keduanya saling bergenggaman tangan, semakin terbakar penyihir tersebut. Penyihir tersebut tidak bisa melukai keduanya. Keduanya mengambil buku kuno tersebut kemudian  membaca halaman terakhir. Ia membaca "Fatum Brutum Amor Faith".
Penyihir itu meledak, cahaya menghiasi langit, keduanya berpelukan, Alice mengatakan "tak kusangka kau sudah sejauh ini, terimakasih telah menyelamatkanku". Kata Alice dengan tak terasa air mata menetes di pundak Erick. "Terimakasih juga kau telah menemani hari- hariku, mensuport, walau kau dulu hanya seekor kucing. Keduanya berpelukan, langit menjadi membiru, mentari muncul dengan sinar teriknya. Kucing- kucing dijalanan berubah kembali, menjadi warga biasa. Kutukan Rasa Sakit akan Masa Lalu itu akan segera selesai. Cinta yang menyelamatkan mereka semua. Akhirnya keduanya menikah dan menjalani hidup bersama, Erick menjadi pimpinan dan tokoh yang di hormati, dan Alice menjadi penasehat hukum yang ada di desa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H