Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

See You Later

22 Mei 2023   01:53 Diperbarui: 22 Mei 2023   02:01 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kau bicara apa david.. aku tak mengerti.."

*Batuk- batuk* David memberikan sebuah kertas untuk Adele, ia mengatakan bahwa ia harus membukanya ketika penampilanya telah tiba.

Malam sudah datang mereka berpamitan dan berpelukan, seperti biasanya sepanjang pulang, keduanya melamun akan mentari yang terbenam. 

Hari itu telah tiba 22 Maret , penampilanya telah dinanti- nantikan, penonton antusias menyambutnya, pada hari ini ia menyanyikan lagu berjudul Happier dari Olivia Rodrigo, dengan penuh perasaan dan suara yang halus, ketukan piano mengiringi suaranya itu.

Ketika sampai bait I Hope Your Happy, ia spontan membuka tulisan yang selama ini menghantuinya. Tulisan itu berkata "Maaf Adele, hari ini seperti mentari, ia terlalu membara untuk membakar dirinya, aku menderita Bronkitis Akut, Tuhan telah mentakdirkan aku untuk tenggelam bersama mentari yang kita tatap itu, sebenarnya dalam doa dan hati ini, mencintaimu, See You Later". Adele langsung berhenti bernyanyi ia bergegas ke balik panggung, mengangkat telponya, dan menghubungi adek David. 

Tanpa sepatah kata tersusun, adek david mengabarkan bahwasanya david telah meninggal sehari sebelum ia tampil. Ia berdoa di gereja, membawa foto seorang wanita yang cantik, yaitu Adele. Ia jatuh tersungkur, karena penyakit akutnya.

Pada saat itu air mata jatuh tidak bisa dibendung, cinta tidak mungkin untuk ditipu, ia berjalan menyusuri tulisan david, membasahi kedua pipinya yang lugu itu. Ia menangis, hanya penyesalan di dada.

Kini ia hanya mendekam tulisan See You Later.

Dan ia datang di batu nisan david membawakan sekuntum bunga, dan pizza kesukaanya. Ia mencium nissan, mengatakan "Tunggu, Aku disana".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun