Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

See You Later

22 Mei 2023   01:53 Diperbarui: 22 Mei 2023   02:01 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari arah selatan, sejenak ku melihat mobil mercedes, dan seorang perempuan, berambut pirang, bermata biru nikel, melambai ku dan berlari memeluk ku.

Sungguh kebahagiaan yang tiada tara, pelangi mengitari kita dengan warnanya, wajahku kembali bersemangat, kita cerita demi cerita, dengan sajian mix coffe, kita menatap matahari. Dan aku mengatakan,

"Adele, ku kira sudah lama aku menunggumu"

"Ah kau bohong, hanya sebentar saja kok, eh lihat matahari semakin pudar" dari raut adele memancarkan ketenangan dan keindahan.

"Bukan, sebelum kau pergi, maafkan aku yang tidak ada waktu untukmu"

"Hmm tidak apa- apa kok, eh ini ada undangan music fest, besok aku tampil, datang yah.. aku hari- hari ini seneng banget karena ada yang mendekatiku, konon akan melamarku" Raut wajah yang cerah dan berbunga- bunga. Tapi seketika itu juga matahari mulai meredam cahayanya, dan hati ini memang di takdirkan akan pergi bersama mentari, padahal aku mau mengatakan aku mencintainya.

"Ini.. pizza kesukaanmu, makanlah"

"Emmm.. terimakasihh, kau selalu baik denganku, aku tidak akan lupa denganmu"

"Adele.. makanlah setelah itu aku akan bercerita"

Mentari hanya tinggal setengah saja di ufuk mata. David berkaca- kaca ketika akan menceritakanya,

"Adele, lihatlah matahari akan terbenam, begitupun cerita- cerita yang telah dibuat. Kehidupan ini, seperti matahari, bila tidak bisa menyinari, setidaknya tenggelam pun tak mengapa, malam memberikan suguhan kedamaian."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun