Saya mulai menyukainya karena aromanya yang khas mewangi. Dia pula yang memberitahu saya “mengapa memilih kopi”.
Baca juga: Perbuatan Baik Akankah Ditanggapi Baik?
Hidup kita mirip seperti kopi yang dihidangkan itu. Jika pengolahan dan penyajiannya tidak tepat, maka belum tentu dapat diterima orang lain.
Seperti kopi yang direbus bersama air putih. Air putih itu adalah pribadi yang dilahirkan polos itu. Kopi adalah pengalaman pahit yang diolah dalam pribadi.
Jika pengalaman pahit itu tidak dikelola dengan baik, tentu akan dibuang sia-sia.
Pengalaman pahit itu terhidang bersama pengalaman manis secukupnya, tidak banyak, hanya cukup memberi kesan manis di tengah kepahitan.
Karena pahit itu telah diolah dalam panasnya maka aromanya menjadi wangi bukan caci maki.
Tidak banyak orang yang menyukai manisnya pengalaman entah sedikit atau banyak. Mereka memperoleh kenikmatan dan makna hidup dari pahitnya pengalaman hidupnya.
Baca juga: Makan Petai, Apa Manfaatnya?
Setiap orang dapat melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Hal yang perlu dipahami adalah bagaimana mereka dapat memaknai dan menikmati hidupnya dengan penuh arti dan bermanfaat bagi orang lain.
Seruput pagi, ngopi yuk …! ***