di saku kirinya terselip kartu tanda miskinmu.
di saku kanannya kutemukan uang seratus ribu.
Jokpin tidak pernah berhenti menggoda dengan kecengengan, kenakalan, kekonyolan, kata umpatan, dengan menumpuk-numpuk makna sembari menciprat-cipratkan imajinasi tanpa henti. Sampeyan yang menyukai puisi Sapardi, pasti akan menyenangi pula puisi Jokpin, bahkan lebih segar dengan lentingan-lentingan logika yang terasa janggal – justru membikin sampeyan terpingkal-pingkal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H