Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Author: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tumbuhkan Budaya Malu Melalui 4 Cara Ini!

3 April 2022   13:48 Diperbarui: 10 April 2022   08:57 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengajarkan anak budaya malu.| Photo by Amina Filkins from www.pexels.com

Sikap kepedulian hanya dimiliki orang-orang yang berempati dan memiliki belas kasihan. Mereka merasa bahagia jika dapat menolong orang yang mengalami kesusahan. Ia sadar hidupnya mesti menjadi manfaat bagi orang lain.

Keempat, Belajar ikhlas

Mereka yang memiliki budaya malu adalah orang-orang yang yang memiliki ketulusan, menolong sesama tanpa pamrih dan tidak mengharapkan balasan. Dia meyakini apa yang dilakukan tidak akan sia-sia.

Ketulusan juga berbicara tidak menyimpan dusta dan bertindak dengan jujur. Dia tidak mau melakukan keburukan meskipun tidak ada orang yang melihatnya. Dia ada kesempatan untuk melakukan penyimpangan yang menguntungkan pribadi, namun tidak melakukannya.

***

Sebagai makhluk bertuhan sudah sewajarnya kita berjuang untuk memiliki budaya malu dalam kehidupan ini. Sikap malu merupakan tindakan mulia yang membawa kita menjadi pribadi yang agung.

Di tengah-tengah dunia yang semakin individualistis dan materialistis ini dunia menantikan orang-orang yang memiliki budaya malu, yang akan memberikan warna baru dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. (KB)

Rujukan:

www.reuters.com. (March 30, 2022). Russian hotel owner shelters Ukrainian refugees in Serbia, by Aleksandar Vasovic and Fatos Bytyci. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun