Satu, jangan sampai salah peruntukan lahan, ternyata lahan tersebut merupakan zona hijau (pertanian) yang tidak dapat dibangun perumahan. Juga KDB (Koefisien Dasar Bangunan) mungkin kalian berharap yang dibangun bisa 60%, namun kenyataannya hanya 40%, sehingga akan mengurangi efektif lahan.
Dua, kalian bisa cek legalitas tanah di BPN (Badan Pertanahan Nasional) jangan sampai ada sertifikat ganda. Dan pastikan siapa saja yang berhak atas tanah tersebut, jangan sampai setelah membeli, muncul gugatan pemilik yang lain.
Tiga, perhatikan dimensi lahan, hal ini terkait dengan efektivitas lahan dan juga terkait dengan biaya infrastruktur. Lahan dengan bentuk tanah memanjang seperti lidi akan membutuhkan biaya infrastruktur yang cukup besar.
Empat, yang menjadi pertimbangan potensi penjualan dan prediksi keuntungan adalah dengan memelajari kompetitor yang ada di sekitar lokasi. Berapa penjualan per bulan, tipe apa saya yang dipasarkan dan harga.
Ini tadi paling tidak ada 4 yang menjadi perhatian dalam menilai suatu lahan, kalian dapat mengembangkan lebih banyak lagi sesuai dengan tabel yang telah saya buat. Mudah-mudah tulisan sederhana ini dapat membantu kalian, jika suatu saat terlibat dalam tim feasibility study.
Wasana Kata
Tahapan FS merupakan langkah awal yang penting untuk menilai kelayakan suatu lahan untuk dikembangkan menjadi proyek properti atau real estate. Jika data atau analisis yang dilakukan salah maka akan berakibat fatal pada kelangsungan proyek.
Jika memang perusahaan memiliki keterbatasan sumber daya untuk melakukan FS maka sebaiknya menggunakan jasa konsultan terpercaya, meskipun pemilik bisnis harus merogoh kocek terlebih dahulu. (Kris Banarto)
Referensi:
Tranghanda, Ali. (2021). Perencanaan dan pengembangan Properti. Jakarta: Indonesia Property Watch dan Prolab School of Property.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H