Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Hipotesis Pengembangan Lahan Melalui SWOT Analysis

30 Agustus 2021   17:44 Diperbarui: 1 September 2021   07:39 3144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel SWOT (dokumen pribadi)

Satu, jangan sampai salah peruntukan lahan, ternyata lahan tersebut merupakan zona hijau (pertanian) yang tidak dapat dibangun perumahan. Juga KDB (Koefisien Dasar Bangunan) mungkin kalian berharap yang dibangun bisa 60%, namun kenyataannya hanya 40%, sehingga akan mengurangi efektif lahan.

Dua, kalian bisa cek legalitas tanah di BPN (Badan Pertanahan Nasional) jangan sampai ada sertifikat ganda. Dan pastikan siapa saja yang berhak atas tanah tersebut, jangan sampai setelah membeli, muncul gugatan pemilik yang lain.

Tiga, perhatikan dimensi lahan, hal ini terkait dengan efektivitas lahan dan juga terkait dengan biaya infrastruktur. Lahan dengan bentuk tanah memanjang seperti lidi akan membutuhkan biaya infrastruktur yang cukup besar.

Empat, yang menjadi pertimbangan potensi penjualan dan prediksi keuntungan adalah dengan memelajari kompetitor yang ada di sekitar lokasi. Berapa penjualan per bulan, tipe apa saya yang dipasarkan dan harga.

Ini tadi paling tidak ada 4 yang menjadi perhatian dalam menilai suatu lahan, kalian dapat mengembangkan lebih banyak lagi sesuai dengan tabel yang telah saya buat. Mudah-mudah tulisan sederhana ini dapat membantu kalian, jika suatu saat terlibat dalam tim feasibility study.

Wasana Kata

Tahapan FS merupakan langkah awal yang penting untuk menilai kelayakan suatu lahan untuk dikembangkan menjadi proyek properti atau real estate. Jika data atau analisis yang dilakukan salah maka akan berakibat fatal pada kelangsungan proyek.

Jika memang perusahaan memiliki keterbatasan sumber daya untuk melakukan FS maka sebaiknya menggunakan jasa konsultan terpercaya, meskipun pemilik bisnis harus merogoh kocek terlebih dahulu. (Kris Banarto)

Referensi:

Tranghanda, Ali. (2021). Perencanaan dan pengembangan Properti. Jakarta: Indonesia Property Watch dan Prolab School of Property.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun