Bagaimana respons dari dunia usaha dalam melaksanakan program tersebut. Banyak perusahaan saat ini yang telah melakukan program CSR (Corporate Social Responsibility) dan green business secara berkelanjutan.
Adalah Muhammad Yunus seorang bankir dari Bangladesh yang sukses mengembangkan kredit mikro untuk usahawan miskin dan mendirikan Grameen Bank, yang mengenalkan istilah Social Business Entreprise (SBE).
SBE menggambarkan sebuah perusahaan yang dalam aktivitasnya mencari laba, namun juga memengaruhi masyarakat di sekitar secara positif. Dengan kata lain sebuah ide bisnis yang menggabungkan antara konsep bisnis untuk mendapatkan keuntungan dan juga berperan membantu masyarakat.
Salah satu lembaga yang mendukung SBE adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank pelat merah ini concern kepada rakyat kecil dengan memberikan pinjaman mikro. BRI memiliki 30 juta penabung di seantero Nusantara.
BRI diperkirakan sebagai lembaga perbankan mikro terbesar di dunia. Sebanyak 30 juta debitur ini diharapkan dapat menjadi social entrepreneur yang akan memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.
Menurut Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Iwan Setyawan dalam bukunya Marketing 3.0 menyebutkan ada 3 ukuran yang digunakan untuk mengetahui kesuksesan SBE:
Stretches Disposable Income
Sebuah SBE dapat disebut sebagai Stretches Disposable Income adalah perusahaan yang menyediakan barang dengan harga murah, hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Contohnya Holcim Sri Langka membuat program House for Life, menawarkan solusi rumah dengan harga murah.
Expands Disposable Income
Sebuah SBE disebut dengan Expands Disposable Income jika perusahaan menyediakan produk yang tadinya tidak tersedia untuk konsumen berpenghasilan rendah. Contohnya penyediaan laptop XO yang dikembangkan Nicholas Negroponte untuk anak-anak di negara berkembang.
Increases Disposable Income
Sebuah SBE disebut Increases Disposable Income dengan cara perusahaan mendorong pertumbuhan ekonomi pada masyarakat underserved atau kurang terlayani. Contohnya adalah proyek Shakti dari Hindustan Lever yang mempekerjakan ribuan wanita dari kalangan miskin sebagai tenaga penjualan. Dampaknya produk dapat masuk ke pedesaan dan para wanita miskin mendapatkan disposable income.
***