Tidak dapat dipungkiri keluarga dengan banyak anak akan menjadi beban berat orang tua dalam membiayai sekolah anak-anak. Sehingga kakak yang sudah bekerja sedapat mungkin membantu meringankan beban orang tua.
Sampai di sini ada kesamaan budaya antara keluarga saya dan istri. Tetapi ada sedikit perbedaan dalam mengatur  keuangan.
Di keluarga saya kakak yang sudah bekerja akan memberikan bantuan kepada orang tua, dalam hal ini uang akan diserahkan kepada ibu. Dan ibu yang mengatur keuangan untuk biaya anak-anak yang masih sekolah.
Sedangkan di tempat istri saya agak berbeda dalam mendistribusikan uang, yaitu tidak diberikan kepada orang tua, tetapi langsung diserahkan kepada adik-adik yang masih sekolah. Walaupun saya sempat terkejut tetapi kemudian saya dapat menerimanya.
Pinjam Pakaian
Di dalam budaya keluarga saya saling meminjam baju antar saudara diperbolehkan selama meminta izin terlebih dahulu. Artinya kalau memakai baju tanpa izin yang empunya itu melanggar aturan.
Sementara dalam budaya keluarga istri peraturan itu tidak berlaku. Siapa pun dapat memakai baju saudara tanpa melalui izin dari pemiliknya.
Perbedaan aturan itu yang menjadi salah paham, karena adik ipar memakai baju saya tanpa izin. Semula saya sedikit kesal, namun cepat-cepat istri menjelaskan mengenai budaya keluarganya, dan akhirnya saya dapat memahami.
Mengutamakan Kakak atau Adik?
Saya dan istri sama-sama mempunyai banyak saudara, sehingga momen berkumpul keluarga besar menjadi seru baik di rumah orang tua atau di rumah mertua.
Yang menjadi masalah jumlah kamar tidur tidak mencukupi karena anak banyak. Sehingga harus ada yang mengalah tidur di luar yaitu di ruang keluarga/tamu.
Pada waktu kami menginap di orang tua, sebagai anak bungsu kami mengalah tidur di luar karena sesuai aturan bahwa yang tidur di kamar adalah anak nomor 1 sampai 3 sesuai dengan jumlah kamar yang tersedia.