Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Author: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024).

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ini 6 Langkah dan 3 Sikap, Korban PHK Merintis Usaha

18 November 2020   06:37 Diperbarui: 18 Januari 2021   21:46 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Job Loss (Sumber Pexels-Andrea Piacquadio)

Wabah pandemi Covid-19 telah merusak tatanan ekonomi dunia, banyak negara yang mengalami resesi termasuk Indonesia. Tidak sedikit perusahaan yang gulung tikar, tanpa kecuali para karyawan terkena pemotongan gaji bahkan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Hal ini menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan, sementara jumlah pencari pekerjaan bertambah secara signifikan. Apabila karyawan masih mengharapkan mendapatkan pekerjaan seperti masa normal rasanya berat akan terwujud.

Karyawan korban PHK harus mengubah dari mindset seorang pegawai menjadi seorang entreprenuer, karena apabila tidak demikian maka ekonomi keluarga tidak dapat terselamatkan. Anda tidak bisa berpangku tangan namun harus mengambil tindakan yang nyata.

Di lain pihak dengan adanya tatanan baru PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) transisi telah mengubah kebutuhan dan perilaku masyarakat terhadap barang atau layanan. Krisis boleh terjadi tetapi tidak menutup kemungkinan adanya peluang-peluang baru.

Para motivator mengatakan dibalik krisis ada peluang, dibalik kesulitan pasti ada kesempatan. Dengan adanya krisis yang menekan ekonomi keluarga akan melahirkan ide-ide kreatif.

Keputusan ada ditangan Anda seberapa lama dapat bertahan dengan uang tabungan. Sedangkan kita tidak dapat memprediksi kapan pandemi akan berakhir.

Mengambil keputusan cepat dan tepat menjadi pilihan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, demi menyelamatkan ekonomi keluarga.

Berikut ini ada 6 langkah-langkah yang perlu diambil untuk memulai usaha baru:

dokpri
dokpri

1. Temukan Passion

Langkah pertama kali yang perlu diambil bagi Anda yang kehilangan pekerjaan adalah menemukan passion. Bisa jadi passion telah tertutup lama oleh banyaknya kesibukan yang dialami. Passion diterjemahkan sebagai gairah, sedangkan gairah berarti keinginan (hasrat, keberanian) yang kuat.

Kalau kedua orang tua adalah seorang pedagang maka passion Anda kemungkinan besar adalah yang berhubungan dengan dagang misalnya, melayani orang, berinteraksi dengan orang lain, membuat orang lain senang dan sebagainya.

Suatu jenis usaha yang disertai dengan passion akan memperoleh hasil yang maksimal, karena di dalam melakukannya disertai dengan dorongan dari dalam hati nurani.

2. Kembangkan Hobi

Langkah kedua adalah mengembangkan hobi. Menurut terjemahan hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama.

Jadi hobi bertujuan untuk mencari kesenangan pada waktu senggang dan bukan untuk mencari keuntungan materi. Misalnya sebagai seorang karyawan, Anda hobi berinteraksi dengan alam yaitu bercocok tanam dan memelihara ikan.

Apabila hal ini digabungkan dengan passion pada contoh nomor satu yaitu melayani orang, maka usaha Anda yang cocok adalah menjual tanaman hias atau ikan hias. Di sini hobi digerakkan oleh passion, maka Anda akan melakukan usaha tersebut dengan senang dan hasilnya akan maksimal.

3. Temukan Market

Langkah ke tiga setelah menemukan usaha Anda adalah tanaman hias dan ikan hias, maka selanjutnya pelajari pasar. Apakah usaha tersebut dibutuhkan oleh pasar atau konsumen?

Kebetulan masa pandemi seperti ini banyak ibu-ibu yang tertarik mengoleksi tanaman hias, sehingga ada beberapa jenis tanaman yang harganya melonjak naik.

Begitu pula tidak sedikit kaum Adam yang suka koleksi ikan cupang. Berarti pasar memang ada dan permintaan konsumen cukup tinggi.

4. Lakukan Promosi

Langkah ke empat adalah lakukanlah promosi, karena tanpa promosi atau iklan maka produk Anda tidak akan dikenal oleh konsumen.

Promosi yang paling jitu adalah dari mulut ke mulut (Word of Mouth), maka mulailah dengan melakukan promosi dan menjual produk melalui teman-teman, saudara dan tetangga.

Mereka ini dapat dijadikan endorsement atau testimoni atas produk Anda dan dapat dipublikasikan ke media.

Saat ini banyak tersedia media sosial baik tidak berbayar maupun berbayar. Lakukan promosi dengan foto-foto yang bagus, caption atau tulisan yang menarik disertai dengan gimmick marketing, misalnya beli 2 dapat satu, diskon harga, hadiah dan sebagainya.

5. Distribusi dan Kemasan

Langkah ke lima adalah menggunakan saluran distribusi yang tersedia. Apabila produk sudah siap dan konsumen sudah ada maka dibutuhkan distribusi atau pengiriman yang cepat dan aman.

Sekarang ini sudah banyak jasa pengiriman Anda tinggal memilih mana yang dapat dipercaya. Yang tidak kalah penting adalah packaging atau kemasan, buatlah yang menarik, aman dan mudah untuk dibuka.

6. Komunikasi dan Jaminan

Pelayanan purnajual menjadi penting, karena merupakan bagian dari kepercayaan pelanggan. Anda harus menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan dan jasa pengiriman.

Berikan jaminan kalau barang rusak maka bisa diganti yang baru. Atau tangani dengan baik dengan baik setiap komplain atau keberatan pelanggan.

Setelah melakukan langkah-langkah tersebut di atas, selanjutnya milikilah 3 sikap entreprenuer agar bisnis lebih efektif:

dokpri
dokpri

1. Komitmen dan Kepercayaan

Salah satu ciri seorang entreprenuer atau usahawan adalah komitmen, jangan memberikan janji yang berlebihan (over promise) tidak sesuai dengan kondisi barang. Namun sedapat mungkin berikan barang yang berkualitas dan berbeda dengan pesaing.

Komitmen akan membangun kepercayaan dan pelanggan akan merasa puas. Kalau pelanggan puas maka ia akan bercerita pada teman-temannya.

2. Berani Ambil Risiko

Semua bisnis akan ada risikonya, dan seorang usahawan harus berani mengambil risiko yang muncul. Misalnya salah kirim, barang terlambat tiba atau barang rusak, maka Anda harus memperhitungkan faktor risiko dengan margin keuntungan.

3. Dukungan Keluarga

Faktor pengertian dan dukungan dari keluarga menjadi salah satu keberhasilan dalam usaha. Karena bisa saja usaha yang dilakukan akan mengganggu waktu bersama dengan keluarga.

Semoga kita semua dapat mempertahankan ekonomi keluarga dengan usaha yang halal dan dapat memberikan kepuasan pelanggan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun