Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suku Baduy, Antara Budaya dan Modernisasi

7 November 2020   07:03 Diperbarui: 29 April 2021   22:25 1787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suku Badui Berkelana Ke Jakarta untuk menjual madu dan kerajinan (Foto: Bahtiar Rifai/detikcom)

Sisi unik lainnya dari Suku Badui Dalam adalah mereka mandi di bilik yang dibangun di tepian kali, mandi dilakukan secara alami dengan menggosok badan menggunakan batu dan gosok gigi memakai serabut kelapa.

Kekayaan Suku Badui Dalam bukan ditentukan oleh bangunan rumah yang besar. Namun seberapa banyak ia mempunyai tembikar dari bahan perak. Semakin banyak memiliki tembikar maka mereka akan terpandang.

Perkawinan Suku Badui (Netralnews.com)
Perkawinan Suku Badui (Netralnews.com)
Suku Badui Dalam masih menerapkan perjodohan, laki-laki diberikan kebebasan untuk memilih perempuan yang disukainya, perempuan umur 14 tahun sudah dapat dipinang. Tetapi kalau tidak menemukan juga maka ia harus menuruti keinginan orang tuanya.

Makan ayam merupakan makanan mewah bagi Suku Badui Dalam, walaupun hampir setiap rumah memelihara ayam, tetapi memotong ayam hanya dilakukan pada acara-acara penting.

Sebagai akibat larangan menggunakan peralatan elektronik maka Suku Badui Dalam masih memasak dengan menggunakan kayu bakar dan perlengkapan dapur dari kayu misalnya gelas dari bambu.

Kampung Suku Badui (Serang Banten.com)
Kampung Suku Badui (Serang Banten.com)

Antara Budaya dan Modernisasi

Masyarakat Suku Badui Dalam yang masih murni memegang adat istiadat sebagai suku terisolasi dan tidak bersedia menerima budaya modern, ada baiknya untuk dipertahankan.

Sebagai upaya melestarikan budaya asli Badui yang unik sebagai kekayaan budaya bangsa. Toh jumlah mereka tidak besar hanya mendiami di 3 desa.

Selain itu tetap mempertahankan kelestarian alam dari pencemaran udara dan limbah, sehingga kawasan menjadi asri. Dipadukan dengan kearifan lokal.

Suku Badui Dalam tidak mengenal hiruk pikuk politik nasional, perang dagang, UU Ciptaker, demo buruh, pengangguran, inflasi, resesi dan pandemi Covid-19.

Sedangkan Suku Badui Dalam yang ingin maju dapat bergabung dengan Suku Badui Luar yang jumlah populasinya lebih besar. Mereka sudah mengenal sekolah, dapat menggunakan alat elektronik dan mengenal agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun