Sisi unik lainnya dari Suku Badui Dalam adalah mereka mandi di bilik yang dibangun di tepian kali, mandi dilakukan secara alami dengan menggosok badan menggunakan batu dan gosok gigi memakai serabut kelapa.
Kekayaan Suku Badui Dalam bukan ditentukan oleh bangunan rumah yang besar. Namun seberapa banyak ia mempunyai tembikar dari bahan perak. Semakin banyak memiliki tembikar maka mereka akan terpandang.
Makan ayam merupakan makanan mewah bagi Suku Badui Dalam, walaupun hampir setiap rumah memelihara ayam, tetapi memotong ayam hanya dilakukan pada acara-acara penting.
Sebagai akibat larangan menggunakan peralatan elektronik maka Suku Badui Dalam masih memasak dengan menggunakan kayu bakar dan perlengkapan dapur dari kayu misalnya gelas dari bambu.
Antara Budaya dan Modernisasi
Masyarakat Suku Badui Dalam yang masih murni memegang adat istiadat sebagai suku terisolasi dan tidak bersedia menerima budaya modern, ada baiknya untuk dipertahankan.
Sebagai upaya melestarikan budaya asli Badui yang unik sebagai kekayaan budaya bangsa. Toh jumlah mereka tidak besar hanya mendiami di 3 desa.
Selain itu tetap mempertahankan kelestarian alam dari pencemaran udara dan limbah, sehingga kawasan menjadi asri. Dipadukan dengan kearifan lokal.
Suku Badui Dalam tidak mengenal hiruk pikuk politik nasional, perang dagang, UU Ciptaker, demo buruh, pengangguran, inflasi, resesi dan pandemi Covid-19.
Sedangkan Suku Badui Dalam yang ingin maju dapat bergabung dengan Suku Badui Luar yang jumlah populasinya lebih besar. Mereka sudah mengenal sekolah, dapat menggunakan alat elektronik dan mengenal agama.