Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengampunan, Menentukan Hidup dan Mati

7 Juni 2020   14:31 Diperbarui: 16 Januari 2021   12:38 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Tidak mendapatkan kebahagiaan

Kalau kita tidak memberikan pengampunan kepada orang lain maka tidak akan berbahagia, karena hati kita masih menyimpan kekesalan dan sakit hati. Kita menjadi orang berbahagia kalau diampuni pelanggaran, dosa dan kesalahan yang tidak diperhitungkan oleh Tuhan.

3. Menghambat yang baik

Pikiran, ucapan dan tindakan adalah hasil dari hati kita, apabila hati kita baik maka pikiran kita menjadi jernih, ucapan dan tindakan akan baik. Sebaliknya kalau hati kita masih menyimpan kesalahan orang lain dan belum melepaskan pengampunan maka akan menghambat kita melakukan kebaikan baik lewat pikiran, ucapan dan tindakan.

Pengampunan berlaku hukum sebab-akibat, kalau kita tidak memberikan pengampunan, maka Tuhan juga tidak akan memberikan pengampunan. 

Tuhan akan memberikan pengampunan kepada kita tak terbatas sebesar apa pun kesalahan kita, tetapi kita terlebih dahulu harus bersedia mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Dan sebenarnya pengampunan yang kita berikan tidak sebanding dengan pengampunan besar yang Tuhan berikan kepada kita orang berdosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun