Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Buruh Indonesia, Apakah Sudah Sejahtera?

21 April 2020   13:29 Diperbarui: 13 Januari 2021   16:28 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kisah tentang bos perusahaan besar yang dengan kuat memegang keyakinan bahwa penyediaan fasilitas kesejahteraan bagi pekerja berada di luar tugas manajemen. Apa pun yang dia lakukan disediakan di bawah paksaan dan memanfaatkan pemerintah untuk menekan pekerja.

Belakangan dia sadar dan sebagai kompensasi atas kesalahannya, atau sebagai investasi dalam perbuatan baik, ia kemudian berkontribusi ke pekerja pabrik, layanan medis bagi pekerjanya dan panti asuhan. Akhirnya di pabrik khusus ini, muncul tempat penitipan anak yang sangat baik dan layanan kesehatan yang terorganisasi dengan baik

3. Philanthropic Theory

Teori Filantropi berarti kasih sayang bagi umat manusia. Teori filantropi tentang kesejahteraan buruh mengacu pada ketentuan kondisi kerja yang baik, toilet dan kantin, karena kasihan dari pihak pengusaha yang ingin menghilangkan kecacatan para pekerja.

Robert Owen dari Inggris adalah majikan filantropis, yang bekerja untuk kesejahteraan para pekerjanya. Teori filantropis lebih umum dalam kesejahteraan sosial.

Asrama mahasiswa, fasilitas air minum, rehabilitasi orang cacat, sumbangan ke lembaga-lembaga keagamaan dan pendidikan, dan sebagainya adalah contoh-contoh tindakan filantropi.

4. Paternalistic Theory 

Menurut teori paternalistik, juga disebut teori kepercayaan, kesejahteraan pekerja, industrialis atau pengusaha memiliki total kawasan industri, properti, dan keuntungan yang diperoleh dari mereka, dalam kepercayaan.

Properti yang dapat dia gunakan atau gunakan secara sewenang-wenang bukan sepenuhnya miliknya sendiri. Dia memegangnya untuk penggunaannya, tidak diragukan lagi, tetapi juga untuk keuntungan pekerjanya, jika tidak untuk seluruh masyarakat.

Karena beberapa alasan, seperti upah rendah, kurangnya pendidikan, dan sebagainya pekerja saat ini tidak dapat mengurus diri mereka sendiri. Karena itu, mereka seperti anak di bawah umur, dan pengusaha harus menyediakan kesejahteraan mereka di luar kendali dana mereka.

5. Placing Theory

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun