Peran guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam meningkatkan literasi tidak terbatas pada subjek tertentu, tetapi mencakup semua mata pelajaran.Â
Sebagai fasilitator pembelajaran, guru tidak hanya bertanggung jawab atas penguasaan materi kurikuler, tetapi juga memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam mengajarkan keterampilan literasi yang diperlukan untuk berhasil dalam masyarakat yang semakin terhubung secara digital.Â
Dengan demikian, pembahasan tentang peran guru dalam menghidupkan literasi di era digital juga relevan dan berlaku luas untuk semua mata pelajaran karena literasi bukan hanya milik mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris saja.
Dalam menghidupkan literasi di era digital, peran guru menjadi krusial dalam membimbing siswa melalui lanskap yang terus berkembang ini. Guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai role model yang memberikan inspirasi dan arahan dalam menggunakan teknologi secara bertanggung jawab serta mengembangkan keterampilan literasi digital.Â
Guru juga berperan sebagai fasilitator dalam memperluas wawasan siswa tentang beragam jenis teks digital, mulai dari artikel online hingga media sosial, dan membimbing mereka dalam memahami konteks dan tujuan dari setiap bentuk teks tersebut.
Dengan memberikan dukungan yang berkelanjutan dan mempromosikan keterlibatan aktif siswa dalam praktik literasi digital, guru membantu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan keterampilan literasi yang relevan dan berkelanjutan di era digital ini.Â
Oleh karena itu, peran guru dalam menghidupkan literasi sangatlah penting. Berikut adalah beberapa peran kunci yang dimainkan oleh guru dalam memperkuat literasi di era digital:
Mentor dan Model. Guru adalah contoh utama bagi siswa dalam hal literasi. Guru harus menjadi pembaca dan penulis yang bersemangat, menunjukkan praktik-praktik literasi yang baik, seperti membaca secara teratur dan menulis dengan tujuan yang jelas. Dengan menjadi model yang positif, guru memotivasi siswa untuk mengembangkan kebiasaan membaca dan menulis yang sehat.
Mengajar Keterampilan Literasi Digital. Guru harus mengajarkan siswa tentang keterampilan literasi digital, termasuk bagaimana menyaring informasi online, mengevaluasi keandalan sumber daya digital, dan menggunakan media sosial dengan bijak. Guru juga dapat mengajarkan siswa tentang hak cipta, privasi online, dan etika digital.
Â
Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran. Guru dapat menggunakan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan literasi siswa. Guru dapat menggunakan platform pembelajaran online, perangkat lunak penulisan, blog, atau media sosial untuk memberikan siswa kesempatan untuk menulis secara teratur dan menerima umpan balik yang membangun.
Merancang Pembelajaran yang Relevan dan Menarik. Guru perlu merancang pengalaman pembelajaran yang menarik dan relevan bagi siswa di era digital. Ini dapat mencakup proyek- proyek penulisan kreatif, penugasan penelitian online, atau diskusi tentang isu-isu yang relevan dengan dunia mereka.
Memfasilitasi Kolaborasi dan Keterlibatan. Guru dapat memfasilitasi kolaborasi antara siswa melalui proyek-proyek penulisan bersama, klub buku online, atau forum diskusi digital. Dengan mendorong keterlibatan aktif siswa dalam komunitas literasi, guru membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan berkomunikasi efektif.