Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Berbasis Student-Centered, Mendidik Tanpa Memanjakan

27 Juni 2024   22:03 Diperbarui: 28 Juni 2024   13:11 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: studentachievementsolutions.com

"Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia." -- Nelson Mandela.

Pendidikan berbasis student-centered bukan sekadar tren dalam dunia pendidikan, tetapi sebuah pendekatan revolusioner yang menempatkan murid sebagai pusat dari proses belajar mengajar. 

Dalam pendekatan ini, murid tidak lagi hanya menjadi penerima pasif dari pengetahuan yang diberikan oleh guru, melainkan menjadi agen aktif yang terlibat dalam setiap aspek pembelajaran. 

Tujuannya adalah menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan murid untuk mengeksplorasi, berinovasi, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

 "Disiplin adalah jembatan antara tujuan dan pencapaian." -- Jim Rohn.


Namun, penting untuk diingat bahwa pendidikan berbasis student-centered tidak berarti memanjakan murid. Memahami perbedaan antara mendukung dan memanjakan sangat krusial dalam pendekatan ini. 

Guru harus mampu membimbing murid dengan penuh empati dan ketegasan, memberikan tantangan yang tepat untuk mendorong perkembangan mereka tanpa terlalu banyak campur tangan. 

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pendidikan berbasis student-centered dapat mendidik murid secara efektif tanpa membuat mereka manja, serta memberikan panduan praktis bagi para pendidik untuk menerapkan pendekatan ini di kelas mereka.

Memahami Pendidikan Berbasis Student-Centered

Konsep Dasar

Pendidikan berbasis student-centered berfokus pada kebutuhan, minat, dan kemampuan individual murid. Prinsip-prinsip utama dari pendekatan ini meliputi pembelajaran yang personal, keterlibatan aktif, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis. 

Dalam pendekatan ini, murid diberi ruang untuk mengeksplorasi, bertanya, dan mencari solusi sendiri, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan problem-solving dan kemandirian. 

Keuntungan dari pendidikan berbasis student-centered bagi perkembangan murid sangat signifikan. Murid tidak hanya memperoleh pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk kehidupan sehari-hari. Mereka belajar untuk bekerja sama, berkomunikasi dengan efektif, dan mengelola waktu mereka dengan baik.

sumber: studentachievementsolutions.com
sumber: studentachievementsolutions.com

Baca juga: Menumbuhkan Siswa Butuh Belajar, Bukan Wajib Belajar

Peran Guru dalam Pendidikan Student-Centered

Dalam pendidikan berbasis student-centered, peran guru mengalami transformasi dari pengajar tradisional menjadi fasilitator pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi lebih berperan sebagai pemandu yang membantu murid menemukan jawaban dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri. 

Guru menyediakan sumber daya, memberikan dukungan, dan menciptakan lingkungan belajar yang menstimulasi. Guru dapat membimbing murid tanpa memberikan semua jawaban dengan mendorong mereka untuk berpikir kritis dan mencari solusi sendiri. 

Misalnya, daripada memberikan jawaban langsung, guru bisa memberikan pertanyaan yang memicu pemikiran mendalam dan diskusi di antara murid. Dengan cara ini, murid belajar untuk menjadi lebih mandiri dan percaya diri dalam proses pembelajaran mereka.

Baca juga: Guru Masa Kini: Lebih dari Sekadar Pengajar, Menjadi Fasilitator di Era Merdeka Belajar

Mendidik Tanpa Memanjakan

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung

Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran mandiri memerlukan strategi yang matang. Guru harus memastikan suasana kelas kondusif, di mana setiap murid merasa aman untuk bereksplorasi dan mengambil risiko dalam belajar. 

Salah satu strateginya adalah dengan menyediakan berbagai sumber belajar dan alat yang dapat digunakan murid secara mandiri. Memberikan ruang bagi murid untuk bereksplorasi dan menemukan solusi sendiri sangat penting karena memungkinkan mereka untuk mengembangkan rasa percaya diri dan keterampilan berpikir kritis. 

Misalnya, guru bisa memberikan proyek berbasis masalah di mana murid harus mencari solusi sendiri, dengan guru sebagai pemandu yang membantu jika diperlukan.

Menetapkan Harapan yang Jelas dan Konsisten

Menetapkan aturan dan batasan yang jelas adalah langkah krusial dalam mendidik tanpa memanjakan. Aturan kelas harus dikomunikasikan dengan baik sejak awal dan diterapkan secara konsisten. Hal ini membantu murid memahami ekspektasi dan tanggung jawab mereka dalam lingkungan belajar. 

Konsistensi sangat penting karena membantu murid merasa aman dan memahami konsekuensi dari tindakan mereka. Dengan aturan yang konsisten, murid belajar untuk menghargai disiplin dan memahami pentingnya tanggung jawab dalam proses belajar. 

Misalnya, aturan tentang tenggat waktu tugas harus ditegakkan secara konsisten untuk mengajarkan murid tentang manajemen waktu dan tanggung jawab.

Memberikan Tantangan yang Tepat

Memberikan tantangan yang tepat adalah cara efektif untuk mendorong perkembangan dan kemandirian murid. Tantangan ini harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid agar mereka tidak merasa terlalu terbebani, namun tetap merasa tertantang. 

Contoh kegiatan yang menantang namun tetap realistis bagi murid bisa berupa proyek kolaboratif, penelitian mandiri, atau tugas kreatif yang memerlukan pemecahan masalah. 

Misalnya, meminta murid untuk membuat presentasi tentang topik tertentu yang memerlukan penelitian dan analisis data dapat menjadi tantangan yang membangun keterampilan berpikir kritis dan presentasi mereka. 

Dengan memberikan tantangan yang tepat, murid belajar untuk menghadapi dan mengatasi kesulitan, yang pada akhirnya meningkatkan kemandirian dan rasa percaya diri mereka.

Baca juga: Jangan Manja! Tantangan dan Peran Pendidikan dalam Membentuk Sikap Resilien ala Gen Z

Contoh Praktis Implementasi di Kelas

Beberapa aktivitas dan metode yang dapat diterapkan oleh guru untuk mendidik tanpa memanjakan antara lain adalah proyek berbasis masalah (problem-based learning), diskusi kelompok, dan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). 

Misalnya, guru dapat meminta murid untuk bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu proyek yang relevan dengan topik yang sedang dipelajari. 

Dalam proyek ini, murid harus melakukan penelitian, menganalisis informasi, dan mempresentasikan temuan mereka di depan kelas. Teknik evaluasi dan umpan balik yang konstruktif sangat penting dalam pendekatan ini. 

Guru dapat menggunakan rubrik penilaian yang jelas untuk menilai proyek murid, memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif yang tidak hanya menyoroti area yang perlu diperbaiki tetapi juga mengapresiasi usaha dan pencapaian murid. Dengan cara ini, murid tidak hanya belajar dari kesalahan mereka tetapi juga termotivasi untuk terus berusaha dan berkembang.

Baca juga: Siswa Susah Paham? Jangan Putus Asa, Coba Kombinasi Pendekatan Scaffolding dan Coaching

Kesimpulannya, pendidikan berbasis student-centered menawarkan banyak manfaat bagi perkembangan murid, termasuk peningkatan motivasi, kemandirian, dan keterampilan berpikir kritis. 

Dalam pendekatan ini, guru berperan sebagai fasilitator yang mendukung murid dalam proses belajar tanpa memanjakan mereka. Strategi penting yang perlu diterapkan meliputi menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, menetapkan harapan yang jelas dan konsisten, serta memberikan tantangan yang tepat. 

Pendekatan ini membantu murid untuk mengeksplorasi, bereksperimen, dan menemukan solusi sendiri, yang pada akhirnya memperkuat kemandirian dan kepercayaan diri mereka.

Untuk para pendidik, menerapkan pendekatan pendidikan berbasis student-centered di kelas Anda bisa menjadi langkah penting dalam mendukung perkembangan murid secara holistik. 

Mulailah dengan menyesuaikan metode pengajaran Anda, mengadopsi peran sebagai fasilitator, dan menciptakan lingkungan yang mendorong pembelajaran mandiri. 

Penting untuk terus melakukan refleksi dan penyesuaian metode pengajaran agar selalu relevan dan efektif. Dengan komitmen dan upaya terus-menerus, Anda dapat membantu murid mencapai potensi maksimal mereka tanpa harus memanjakan mereka. Mari kita bersama-sama menciptakan generasi yang mandiri, kritis, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun