Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Berbasis Student-Centered, Mendidik Tanpa Memanjakan

27 Juni 2024   22:03 Diperbarui: 28 Juni 2024   13:11 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: studentachievementsolutions.com

Keuntungan dari pendidikan berbasis student-centered bagi perkembangan murid sangat signifikan. Murid tidak hanya memperoleh pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk kehidupan sehari-hari. Mereka belajar untuk bekerja sama, berkomunikasi dengan efektif, dan mengelola waktu mereka dengan baik.

sumber: studentachievementsolutions.com
sumber: studentachievementsolutions.com

Baca juga: Menumbuhkan Siswa Butuh Belajar, Bukan Wajib Belajar

Peran Guru dalam Pendidikan Student-Centered

Dalam pendidikan berbasis student-centered, peran guru mengalami transformasi dari pengajar tradisional menjadi fasilitator pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi lebih berperan sebagai pemandu yang membantu murid menemukan jawaban dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri. 

Guru menyediakan sumber daya, memberikan dukungan, dan menciptakan lingkungan belajar yang menstimulasi. Guru dapat membimbing murid tanpa memberikan semua jawaban dengan mendorong mereka untuk berpikir kritis dan mencari solusi sendiri. 

Misalnya, daripada memberikan jawaban langsung, guru bisa memberikan pertanyaan yang memicu pemikiran mendalam dan diskusi di antara murid. Dengan cara ini, murid belajar untuk menjadi lebih mandiri dan percaya diri dalam proses pembelajaran mereka.


Baca juga: Guru Masa Kini: Lebih dari Sekadar Pengajar, Menjadi Fasilitator di Era Merdeka Belajar

Mendidik Tanpa Memanjakan

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung

Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran mandiri memerlukan strategi yang matang. Guru harus memastikan suasana kelas kondusif, di mana setiap murid merasa aman untuk bereksplorasi dan mengambil risiko dalam belajar. 

Salah satu strateginya adalah dengan menyediakan berbagai sumber belajar dan alat yang dapat digunakan murid secara mandiri. Memberikan ruang bagi murid untuk bereksplorasi dan menemukan solusi sendiri sangat penting karena memungkinkan mereka untuk mengembangkan rasa percaya diri dan keterampilan berpikir kritis. 

Misalnya, guru bisa memberikan proyek berbasis masalah di mana murid harus mencari solusi sendiri, dengan guru sebagai pemandu yang membantu jika diperlukan.

Menetapkan Harapan yang Jelas dan Konsisten

Menetapkan aturan dan batasan yang jelas adalah langkah krusial dalam mendidik tanpa memanjakan. Aturan kelas harus dikomunikasikan dengan baik sejak awal dan diterapkan secara konsisten. Hal ini membantu murid memahami ekspektasi dan tanggung jawab mereka dalam lingkungan belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun