Memberikan Dukungan Emosional. Orangtua dan mertua dapat memberikan dukungan emosional yang stabil dan pengertian kepada ibu. Ini termasuk mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan pujian atas peran barunya sebagai ibu, dan menawarkan bahu untuk bersandar dalam menghadapi perubahan emosional yang mungkin terjadi.
Menyediakan Dukungan Praktis. Jika diperlukan, orangtua dan mertua dapat memberikan dukungan praktis dalam bentuk mendampingi ART (asisten rumah tangga) yang membantu dengan tugas-tugas rumah tangga, memasak makanan sehat, atau menangani urusan rumah tangga lainnya. Hal ini memungkinkan ibu untuk fokus pada pemulihannya dan menjaga keseimbangan antara perawatan bayi dan kebutuhan pribadinya.
Menyediakan Pengetahuan dan Pengalaman. Berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka sebagai orang tua dapat membantu ibu merasa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan baru yang mungkin timbul. Saran dari pengalaman mereka juga bisa menjadi nilai tambah dalam mengatasi perasaan cemas atau tidak yakin.
Menjaga Komunikasi Terbuka. Membangun komunikasi terbuka dan saling pengertian antara orangtua/mertua dan ibu sangat penting. Ini memungkinkan untuk berbagi perasaan, kekhawatiran, dan kebutuhan secara jujur sehingga masalah kesehatan mental dapat diidentifikasi dan ditangani lebih awal jika diperlukan.
Misalkan seorang ibu baru yang tinggal jauh dari keluarga inti, mengalami tantangan besar setelah melahirkan anak pertama. Dalam situasi ini, peran orangtua dan mertua menjadi krusial. Meskipun tidak berada di dekatnya secara fisik, mereka dapat secara rutin memberikan dukungan moral melalui panggilan video dan pesan teks. Dukungan emosional dan pengalaman mereka sebagai orang tua akan memberi kepercayaan diri tambahan dalam menghadapi tantangan baru ini. Melalui kolaborasi yang erat antara suami, orangtua, dan mertua, seorang istri akan berhasil mengatasi fase awal kesedihannya dengan baik dan menemukan keseimbangan yang lebih baik antara peran barunya sebagai ibu dan kebutuhan pribadinya.
Dengan memainkan peran ini secara aktif dan peduli, orangtua dan mertua dapat berkontribusi secara signifikan dalam membantu ibu mengatasi Baby Blues Syndrome dan menjaga kesehatan mentalnya pasca melahirkan.
Kesimpulannya, secara keseluruhan, peran orangtua dan mertua tidak boleh diabaikan dalam upaya mencegah dan mengelola Baby Blues Syndrome pada ibu pasca melahirkan. Dukungan emosional, praktis, dan pengalaman yang diberikan oleh orangtua dan mertua dapat menjadi penentu utama dalam kesejahteraan mental ibu. Melalui pendekatan kolaboratif dan saling mendukung antara suami, orangtua, mertua, dan ibu, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung untuk ibu baru dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan ini. Pentingnya menjaga komunikasi terbuka dan sensitivitas terhadap kebutuhan emosional ibu tidak hanya mengurangi risiko Baby Blues Syndrome, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga dan menciptakan fondasi yang kuat untuk masa depan yang bahagia dan sehat bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI