Sebagai tambahan, abu vulkanik memiliki tekstur yang halus, memungkinkannya untuk menyerap air dengan baik dan mempertahankan kelembaban tanah, bahkan di musim kemarau.
Melansir laman UMY, abu vulkanik juga memiliki dampak positif dan manfaat pada sisi lain. Tidak hanya bermanfaat sebagai pupuk tanaman, abu vulkanik juga dapat memperbaiki sifat fisika tanah dan mempunyai kemampuan mengikat air. Bahkan, abu vulkanik ini juga bisa dijadikan bahan campuran adonan semen sebagai bahan konstruksi yang cukup bagus, karena bisa menghasilkan kekuatan sampai 150kg per satuan beban.
Menurut Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP, Dosen Pertanian UMY, pengaruh positif dari abu letusan gunung bisa dilihat dari tiga sisi, yakni dari sisi kimia, fisika, dan teknik sipil. Dari segi kimiawi dapat diketahui bahwa abu vulkanik mengandung cadangan mineral yang cukup banyak, sehingga baik untuk pertanian.Â
Kemudian dari segi fisika, abu vulkanik ini memiliki kelebihan bisa memperbaiki sifat tanah dan mengikat air, atau bisa meningkatkan daya adhesi tanah. Sehingga, jika digunakan pada tanah berpasir akan mudah menyerap air. Sementara dari teknik sipil, abu vulkanik bisa digunakan untuk bahan konstruksi, juga untuk bahan campuran membuat adonan semen.Â
Studi Kasus di Filipina
Salah satu contoh yang menunjukkan dampak positif abu vulkanik terhadap pertanian adalah letusan Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991. Letusan ini menghasilkan jumlah abu vulkanik yang besar, yang kemudian tersebar di sekitar wilayah tersebut. Meskipun awalnya dianggap sebagai bencana yang menghancurkan, abu vulkanik tersebut akhirnya membawa manfaat luar biasa bagi pertanian.
Pada awalnya, warga sekitar Gunung Pinatubo mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan dampak letusan, seperti tanaman yang mati dan tanah yang tercemar. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai menyadari bahwa tanah yang terkena abu vulkanik memiliki kesuburan yang meningkat secara signifikan. Abu tersebut memberikan nutrisi tambahan bagi tanaman dan meningkatkan retensi air tanah, membuat tanah lebih subur daripada sebelumnya.
Hasil pertanian di daerah yang terkena abu vulkanik ini mengalami peningkatan yang signifikan. Tanaman seperti jagung, kacang-kacangan, dan sayuran tumbuh lebih subur dan menghasilkan hasil yang melimpah. Petani yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup mereka sekarang dapat menikmati hasil panen yang melimpah, bahkan melebihi ekspektasi mereka sebelum letusan Gunung Pinatubo.
Studi Kasus di Indonesia
Beberapa contoh nyata dari bagaimana letusan gunung berapi memberikan kontribusi positif terhadap pertanian di Indonesia adalah sebagai berikut:
Gunung Merapi, Yogyakarta dan Jawa Tengah. Letusan Merapi pada tahun 2010, meskipun menyebabkan kerusakan yang signifikan dan menelan korban jiwa, juga meninggalkan lapisan abu yang subur di sekitarnya. Petani di daerah ini kemudian melaporkan peningkatan hasil panen setelah letusan tersebut.
Gunung Kelud, Jawa Timur. Letusan Gunung Kelud pada tahun 2014 menghasilkan abu vulkanik yang meliputi wilayah luas di Jawa Timur. Meskipun awalnya menyebabkan kerugian, petani segera melihat manfaatnya ketika tanah mereka menjadi lebih subur dan menghasilkan hasil pertanian yang lebih baik.