Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Di Balik Badai Abu yang Membawa Kesuburan Tanah Pertanian

7 Mei 2024   15:01 Diperbarui: 15 Mei 2024   13:42 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tanah vulkanik (sumber: pixabay)

Alam seringkali memiliki cara untuk menyembuhkan dirinya sendiri, bahkan dari kehancuran terbesar sekalipun.

Indonesia, yang terletak di Cincin Api Pasifik yang memiliki banyak gunung berapi yang aktif. Dilansir dari situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Indonesia memiliki jumlah gunung aktif sebanyak 127. Jumlah tersebut merupakan terbanyak di dunia dan menduduki peringkat pertama dengan jumlah korban jiwa terbanyak. 

Dari 127 gunung api tersebut, hanya 69 gunung api aktif yang dipantau oleh PVMBG. Meskipun letusan gunung berapi sering kali membawa bencana dan kerugian, sisi lain dari cerita tersebut adalah efek positifnya terhadap pertanian. Di balik badai abu yang mengancam, ada cerita tentang bagaimana abu vulkanik membawa kesuburan ke ladang-ladang di seluruh negeri.

Ketika gunung berapi meletus, prosesnya melibatkan pelepasan material-material vulkanik seperti magma, batuan, gas, dan abu ke atmosfer. Ini bisa menghasilkan serangkaian dampak yang dapat meluas jauh ke wilayah sekitarnya. 

Hasil ledakan gunung berapi dapat sangat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk kekuatan letusan, jenis material vulkanik yang dilepaskan, dan kondisi lingkungan sekitarnya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang proses ini, kita dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi dan merespons bencana alam yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.

Ledakan gunung berapi dapat menciptakan beberapa hasil yang berbeda seperti; pelepasan gas beracun, pembentukan awan panas, penciptaan lahar, perubahan lanskap, dan pengendapan abu vulkanik. 

Abu vulkanik adalah hasil letusan yang paling umum dan sering kali dapat mencapai wilayah yang sangat luas. Badai abu yang melanda wilayah sekitarnya, meninggalkan jejak kehancuran dan kekacauan. 

Abu ini dapat menciptakan lapisan tebal yang menutupi tanah dan infrastruktur, menyebabkan gangguan lalu lintas udara, dan bahkan dapat mempengaruhi iklim global dengan menutupi matahari.

Letusan gunung berapi seringkali dianggap sebagai bencana alam yang merusak, tetapi di balik tragedi tersebut, terdapat fenomena alam yang mampu membawa manfaat luar biasa bagi pertanian: abu vulkanik. Meskipun awalnya terlihat sebagai ancaman bagi lingkungan dan masyarakat, abu vulkanik memiliki potensi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian. Artikel ini mengulas bagaimana letusan gunung berapi dapat menjadi pencipta kesuburan bagi ladang-ladang di sekitarnya.

Mengapa Abu Vulkanik Baik untuk Tanah Pertanian?

Abu vulkanik mengandung berbagai mineral yang esensial bagi tanaman, termasuk fosfor, kalium, magnesium, dan unsur hara lainnya. Ketika abu ini tersebar di permukaan tanah, mineral-mineral tersebut dilepaskan dan tersedia bagi akar tanaman. 

Sebagai tambahan, abu vulkanik memiliki tekstur yang halus, memungkinkannya untuk menyerap air dengan baik dan mempertahankan kelembaban tanah, bahkan di musim kemarau.

Melansir laman UMY, abu vulkanik juga memiliki dampak positif dan manfaat pada sisi lain. Tidak hanya bermanfaat sebagai pupuk tanaman, abu vulkanik juga dapat memperbaiki sifat fisika tanah dan mempunyai kemampuan mengikat air. Bahkan, abu vulkanik ini juga bisa dijadikan bahan campuran adonan semen sebagai bahan konstruksi yang cukup bagus, karena bisa menghasilkan kekuatan sampai 150kg per satuan beban.

Menurut Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP, Dosen Pertanian UMY, pengaruh positif dari abu letusan gunung bisa dilihat dari tiga sisi, yakni dari sisi kimia, fisika, dan teknik sipil. Dari segi kimiawi dapat diketahui bahwa abu vulkanik mengandung cadangan mineral yang cukup banyak, sehingga baik untuk pertanian. 

Kemudian dari segi fisika, abu vulkanik ini memiliki kelebihan bisa memperbaiki sifat tanah dan mengikat air, atau bisa meningkatkan daya adhesi tanah. Sehingga, jika digunakan pada tanah berpasir akan mudah menyerap air. Sementara dari teknik sipil, abu vulkanik bisa digunakan untuk bahan konstruksi, juga untuk bahan campuran membuat adonan semen. 

Studi Kasus di Filipina

Salah satu contoh yang menunjukkan dampak positif abu vulkanik terhadap pertanian adalah letusan Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991. Letusan ini menghasilkan jumlah abu vulkanik yang besar, yang kemudian tersebar di sekitar wilayah tersebut. Meskipun awalnya dianggap sebagai bencana yang menghancurkan, abu vulkanik tersebut akhirnya membawa manfaat luar biasa bagi pertanian.

Pada awalnya, warga sekitar Gunung Pinatubo mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan dampak letusan, seperti tanaman yang mati dan tanah yang tercemar. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai menyadari bahwa tanah yang terkena abu vulkanik memiliki kesuburan yang meningkat secara signifikan. Abu tersebut memberikan nutrisi tambahan bagi tanaman dan meningkatkan retensi air tanah, membuat tanah lebih subur daripada sebelumnya.

Hasil pertanian di daerah yang terkena abu vulkanik ini mengalami peningkatan yang signifikan. Tanaman seperti jagung, kacang-kacangan, dan sayuran tumbuh lebih subur dan menghasilkan hasil yang melimpah. Petani yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup mereka sekarang dapat menikmati hasil panen yang melimpah, bahkan melebihi ekspektasi mereka sebelum letusan Gunung Pinatubo.

Studi Kasus di Indonesia

Beberapa contoh nyata dari bagaimana letusan gunung berapi memberikan kontribusi positif terhadap pertanian di Indonesia adalah sebagai berikut:

Lahan pertanian yang subur oleh debu vulkanikGunung Merapi (sumber: istimewa/pasbana.com) 
Lahan pertanian yang subur oleh debu vulkanikGunung Merapi (sumber: istimewa/pasbana.com) 

Gunung Merapi, Yogyakarta dan Jawa Tengah. Letusan Merapi pada tahun 2010, meskipun menyebabkan kerusakan yang signifikan dan menelan korban jiwa, juga meninggalkan lapisan abu yang subur di sekitarnya. Petani di daerah ini kemudian melaporkan peningkatan hasil panen setelah letusan tersebut.

Gunung Kelud, Jawa Timur. Letusan Gunung Kelud pada tahun 2014 menghasilkan abu vulkanik yang meliputi wilayah luas di Jawa Timur. Meskipun awalnya menyebabkan kerugian, petani segera melihat manfaatnya ketika tanah mereka menjadi lebih subur dan menghasilkan hasil pertanian yang lebih baik.

Gunung Agung, Bali. Letusan Gunung Agung pada tahun 2017 dan 2018 meninggalkan lapisan abu yang subur di sekitarnya. Meskipun membawa dampak negatif bagi pariwisata dan ekonomi lokal, abu tersebut membantu meningkatkan kesuburan tanah pertanian di daerah tersebut.

Kesimpulannya, dibalik badai abu yang menakutkan, terdapat cerita yang menginspirasi tentang keajaiban alam yang dapat mengubah kehancuran menjadi kesuburan. 

Dalam banyak kasus, letusan gunung berapi yang pada awalnya dianggap sebagai bencana alam ternyata mampu membawa manfaat yang tak terduga bagi pertanian. Abu vulkanik, dengan kandungan mineral dan sifat-sifatnya yang unik, dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian secara signifikan. 

Studi kasus yang dipaparkan diatas menunjukkan bahwa di balik badai abu, terdapat peluang untuk menciptakan ladang-ladang yang subur dan produktif, memberikan harapan bagi petani dan masyarakat setempat untuk masa depan yang lebih cerah.

Dengan pemahaman yang tepat dan tindakan pengelolaan yang bijaksana, abu vulkanik dapat membantu memperkuat ketahanan pangan dan menciptakan ladang-ladang yang subur dan produktif. Melalui pemahaman ini, kita dapat melihat bahwa alam seringkali memiliki cara untuk menyembuhkan dirinya sendiri, bahkan dari kehancuran terbesar sekalipun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun