Perbedaan besar lainnya antara Freud dan Horney adalah hubungan yang terbagi secara luas pada materi masa kanak-kanak dalam analisis. Menyingkat pemusatan pada pengalaman masa awal kanak-kanak dan memori, Horney menekankan kehadiran seseorang. Masa kanak-kanak tidak diabaikan dalam pendekatan Horney—sesungguhnya beliau menemukan bahwa materi masa kanak-kanak hampir selalu ditampilkan—tapi tujuannya adalah untuk menemukan pengaruh neurotik pada pasien yang mengikuti kehidupannya saat ini.
            Horney juga menggunakan analisa mimpi dalam praktiknya, yakin bahwa mimpi menyatakan kebenaran diri seseorang. Mereka mewakili usaha untuk memecahkan konflik, maupun dengan cara yang konstruktif ataupun neurotis. Mereka mampu mengindikasikan kepada seseorang sebuah susunan sikap dalam diri mereka yang mungkin sangat berbeda dari dunia kepura-puraan yang ada dalam self-image diri mereka. Selama dengan Freud, Horney mempercayai bahwa maksud sebenarnya dari interpretasi harus diinterpretasi melalui analisis. Bagaimanapun juga, beliau tidak sering mendaftar simbol umum. Tiap mimpi, beliau pikir harus diinterpretasikan dalam sebuah konteks dari masalah pasien.
            Ketika beliau menggunakan asosiasi bebas dan analisis mimpi sebagai teknik penting dalam pemeriksaan, Horney tidak mendisiplinkan dirinya hanya untuk metode tersebut. Mempercayai bahwa tiap orang unik dan memberikan masalah analisis yang belum pernah ditemui sebelumnya, beliau sangat fleksibel mengenai seberapa baiknya membongkar masalah pasien. Seorang analisis, beliau menyatakan pasti penyesuaian diri cukup untuk digunakan sebagai saran terbaik yang sesuai utnuk tiap pasien.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H