Mohon tunggu...
Kris Hadiwiardjo
Kris Hadiwiardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Eks Penulis Artikel Bisnis, Ekonomi, Teknologi Harian Pelita

Penulis adalah peminat bidang teknologi, Komputer, Artificial Intelligence, Psikologi dan masalah masalah sosial politik yang menjadi perbincangan umum serta melakukan berbagai training yang bekenaan dengan self improvement, human development dan pendidikan umum berkelanjutan bagi lanjut usia.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Anjing & Babi: Makna Sosial & Psikologis di Balik Kata yang Menyakitkan

18 Oktober 2024   15:22 Diperbarui: 18 Oktober 2024   15:23 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan kata-kata dan simbol sebagai alat penghinaan melampaui batasan bahasa. Kasus-kasus seperti fatwa Salman Rushdie, pembunuhan Samuel Paty, dan pernyataan Rocky Gerung menunjukkan bahwa penghinaan simbolik dapat memiliki dampak sosial, politik, dan emosional yang sangat serius. Dalam konteks ini, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat kekuasaan yang dapat membentuk hubungan sosial dan memperkuat dinamika kekuasaan.

Pada akhirnya, penting bagi kita untuk memahami bahwa makna simbolis di balik kata-kata dan tindakan sangat kompleks, dan bahwa respon kita terhadap penghinaan tersebut sering kali sangat dipengaruhi oleh identitas sosial kita. Kasus-kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya berkomunikasi dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tentang dampak simbolis dari kata-kata yang kita gunakan, dan bagaimana kata-kata tersebut dapat memperkuat atau meruntuhkan hubungan sosial yang ada. Ajing, Babi, dan Bajingan  adalah kata-kata yang sebenarnya netral tapi dalam konteks budaya tertentu ia menjadi simbol-simbol penghinaan yang sangat keras dan menyakitkan. Ini seperti campuran dua zat kimia. Dalam dua wadah yang terisolasi zat tersebut tidak berbahaya. Tapi ketika dicampur dalam kadar tertentu bisa menimbulkan ledakan dahsyat yang mengakibatkan malapetaka. (KH )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun