Secara keseluruhan, argumen-argumen yang diajukan oleh pihak-pihak yang menentang pemindahan ibu kota memiliki dasar yang logis dan relevan. Namun, keputusan akhir tetap bergantung pada bagaimana pemerintah menyeimbangkan antara kebutuhan pembangunan dan pelestarian lingkungan serta warisan budaya.
Penolakan di Negara Negara lain
Beberapa negara lain juga menghadapi penolakan dan tantangan dalam pemindahan ibu kota mereka. Berikut adalah beberapa contoh dan argumen yang diajukan:
Malaysia
Pemindahan ke Putrajaya:
Argumen Penolakan: Banyak pegawai pemerintah enggan pindah ke Putrajaya karena jaraknya yang jauh dari Kuala Lumpur, yang merupakan pusat ekonomi dan sosial1.
Dampak Lingkungan: Ada kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari pembangunan besar-besaran di Putrajaya.
Logika Argumen: Argumen ini logis karena memindahkan ibu kota tidak hanya melibatkan infrastruktur fisik tetapi juga adaptasi sosial dan ekonomi yang signifikan.
Myanmar
Pemindahan ke Naypyidaw:
Argumen Penolakan: Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pemindahan menyebabkan ibu kota baru ini sepi dan kurang berkembang.
Kehampaan Kota: Naypyidaw sering disebut sebagai "kota hantu" karena kurangnya aktivitas dan populasi yang rendah.
Logika Argumen: Argumen ini valid karena keberhasilan sebuah ibu kota baru sangat bergantung pada partisipasi dan penerimaan masyarakat.