Mohon tunggu...
Kris Hadiwiardjo
Kris Hadiwiardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Eks Penulis Artikel Bisnis, Ekonomi, Teknologi Harian Pelita

Penulis adalah peminat bidang teknologi, Komputer, Artificial Intelligence, Psikologi dan masalah masalah sosial politik yang menjadi perbincangan umum serta melakukan berbagai training yang bekenaan dengan self improvement, human development dan pendidikan umum berkelanjutan bagi lanjut usia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jokowi, IKN, Kenapa Harus Pindah?

29 September 2024   18:21 Diperbarui: 29 September 2024   18:34 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara keseluruhan, argumen-argumen yang diajukan oleh pihak-pihak yang menentang pemindahan ibu kota memiliki dasar yang logis dan relevan. Namun, keputusan akhir tetap bergantung pada bagaimana pemerintah menyeimbangkan antara kebutuhan pembangunan dan pelestarian lingkungan serta warisan budaya.

Penolakan di Negara Negara lain

Beberapa negara lain juga menghadapi penolakan dan tantangan dalam pemindahan ibu kota mereka. Berikut adalah beberapa contoh dan argumen yang diajukan:

Malaysia

Pemindahan ke Putrajaya:

Argumen Penolakan: Banyak pegawai pemerintah enggan pindah ke Putrajaya karena jaraknya yang jauh dari Kuala Lumpur, yang merupakan pusat ekonomi dan sosial1.

Dampak Lingkungan: Ada kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari pembangunan besar-besaran di Putrajaya.
Logika Argumen: Argumen ini logis karena memindahkan ibu kota tidak hanya melibatkan infrastruktur fisik tetapi juga adaptasi sosial dan ekonomi yang signifikan.

Myanmar

Pemindahan ke Naypyidaw:

Argumen Penolakan: Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pemindahan menyebabkan ibu kota baru ini sepi dan kurang berkembang.

Kehampaan Kota: Naypyidaw sering disebut sebagai "kota hantu" karena kurangnya aktivitas dan populasi yang rendah.

Logika Argumen: Argumen ini valid karena keberhasilan sebuah ibu kota baru sangat bergantung pada partisipasi dan penerimaan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun