Aku tak boleh, memblog jiwaku bahwa dirimu adalah segalanya bagiku.
Benar sih, tak ada yang melarang diriku untuk mencintaimu dan mengagumi keberadaanmu di hatiku. Dan aku juga yakin, kau tidak merasa berkeberatan dengan sikap tulusku ini.
Namun, kau pun harus mengenal dan memahami setiap kami para pemujamu. Yang datang dari berbagai penjuru sebagai pribadi, dengan berbekal kantong berisikan kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk di dalamnya keterbatasan kami dalam mengolah setiap aksara tercipta.
Aku selalu ingin hadir dan mempersembahkan hati dalam susunan aksara bermakna yang mewakili jiwa-jiwa yang merindukan kedamaian tercipta di cakrawala kasih Tuhan.
Namun, kenyataan yang ada, aku belum mampu melakukannya dengan sebaik-baiknya. Masih banyak aksara yang tergantung penuh tanya dalam postinganku untukmu.
Ingin rasanya hati ini, membuka semua tirai misteri tanya yang menggantung itu, namun aku tak mampu melakukannya, karena keterbatasanku.
Meskipun sesungguhnya, ingin kuhabiskan seluruh waktu untuk bermesraan denganmu.
Duduk berdua menikmati setiap sajian yang kau suguhkan dalam cerita sejuta wajah, kemudian dengan suka cita aku meninggalkan pesan untukmu pada setiap beranda dan jendela rumah para kompasianer, pemujamu.
Akhhh, betapa bahagianya diriku jika dapat melakukan semua mimpi itu bersamamu, yang ditemani laptop sebagai saksi kemesraan kita.
Tapi sayang, semua itu tidak mungkin kulakukan. Aku masih terikat dengan aktivitas lain yang juga memerlukan belaian lembut kedua tanganku dengan 10 jemari yang menemaninya.
Aku harus mempersiapkan segala tugas yang belum tuntas kukerjakan, agar aku tak melukai siapapun hanya demi dirimu.