Terpaku aku menyaksikan satu pemandangan di hadapanku malam ini, yang tak biasa seperti malam-malam kemarin.
Betapa semua mata tertuju dengan serius dan penuh konsentrasi menatap sebuah layar  penuh cahaya bersinar, menampilkan sebuah cerita sejarah dunia.
Aku bingung dan mengajak naluriku berkelana, menemui jiwa-jiwa yang begitu tegang, seakan sakratul maut ada dihadapan mereka.
Tak ada suara sepatahpun keluar dari mulut mereka yang menganga, seakan mendesak oksigen untuk memasuki paru-paru mereka yang terasa sesak oleh keteganggan jiwa yang mereka cipta.
Sungguh, suatu pemandangan yang membuatku merasa lucu sekaligus bingung.
Jujur saja, aku merasa senang dengan suasana nonton bareng alias nobar, demikian istilah yang sering terdengar di telingaku sejak lama.
Suasana nobar, mengingatkan kenangan masa kecilku, saat aku dan saudaraku, pergi ke rumah sahabat hanya untuk numpang nonton, karena di rumah kami tidak memiliki televisi.
Kenangan, yang tak akan hilang begitu saja, hanya karena di telan waktu. Ketika teringat semua peristiwa itu, rasa haruku datang berkecamuk dan merayapi seluruh sudut hati yang kumiliki.
Suasana yang penuh dengan kesejukan jiwa saat itu, malam ini seakan terulang kembali, dan kurasakan kehadirannya begitu meresap di hati.
Meskipun saat ini kunikmati ditengah ketegangan, kecemasan, kegaulauan, para penonton menyaksikan layar lebar bercahaya tersebut.