Hatiku bertanya, "adakah, sesuatu yang mereka dapatkan dari ketegangan jiwa yang dimiliki malam ini? Ataukah, mereka sedang melihat tehnik-tehnik jitu yang dapat mereka tiru, saat mereka menjadi pemain sepak bola? Atau, hanya sekedar hiburan semata saja, mereka menyaksikan pertandingan yang begitu menegangkan? Tapi, mengapa mencari hiburan mereka begitu tegang?"
Pertanyaan yang memberondong, bagai peluru yang ditembakkan, tak mampu kutemukan jawabannya.
Yang aku tahu pasti, mereka sangat serius dan semakin tegang, hingga akhirnya aku dikejutkan dengan teriakan mereka pendukung tim Argentina.
"Gooooooooolll!" demikian, teriak mereka, para pendukung tim Agentina. Sementara itu, aku hanya menyeringai ikut tertawa, melihat kegembiraan yang mereka rasakan.
Sesaat kemudian, lagi-lagi jiwaku berlari dan tersentak, dengan sejuta suara tembakan yang memunculkan pertanyaan di benakku, ketika menyaksikan euforia gol pertama yang tercetak oleh tim Argentina.
Aku hanya terdiam dan kaku, karena aku tidak menemukan jawabannya kembali.
Aku hanya bisa membiarkan diriku kembali tenggelam dalam duniaku yang penuh tanya tanpa jawab. Tanpa mempedulikan lagi suasana yang semakin menegangkan di layar bercahaya itu.
Yaaah, inilah diriku, selalu mencoba menelaah setiap peristiwa yang terjadi, dan mencoba menemukan jawab setiap tanya dengan persepsi sendiri.
Aku menyadari, bahwa belum tentu setiap persepsi yang kutemukan dan kuanggap sebagai jawaban atas tanyaku, merupakan satu jawaban yang dapat dipertanggungjwabkan kebenarannya.
Tentu saja, aku tidak boleh memaksakan hal itu sebagai jawaban yang sahih dan harus diakui oleh banyak orang.
Demikian pula, ketika aku berpikir tentang dirimu, Kompasiana.