Mohon tunggu...
KPK Kompasiana
KPK Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - MinkuL si Doyan Madyang, yuk join !

Komunitas penulis Kompasiana #KPKers yang suka menulis kuliner di platform Blog Kompasiana l EMAIL: kpk.kompasiana@gmail.com l TWITTER/IG: @KPK_Kompasiana l Silakan KLIK LOGO FB di bawah untuk JOIN GRUP FB KPK Kompasiana l Sertakan LABEL "WeEatWeWrite" (Tanpa Spasi) dan "SharingInspiringRefreshing" (Tanpa Spasi) dan Logo KPK Kompasiana di AKHIR setiap Tulisan/ Artikel Kuliner Anda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketua OSIS Jualan Roti, Bertekad Bahagiakan Ibunya yang Menjanda

22 Oktober 2015   12:16 Diperbarui: 22 Oktober 2015   22:20 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Caranya? Menurut Risky saat ini ia ingin bisa masuk universitas melalui “jalur undangan”. jalur yang membidik anak-anak berprestasi namun kurang mampu. Beruntung nilai rapor Riski cukup bagus, rata-rata 8,5. Risky ingin meningkatkan lagi di semester ini, agar bisa menembus jalur tersebut. Cuman saat ini yang menjadi kendala adalah kebutuhan akan perangkat belajar di sekolah.

“Sekolah sudah menerapkan kurikulum 13, jadi banyak tugas dan pelajaran mesti menggunakan power poin,” katanya.

[caption caption="Risky dengan teman sekolahnya saat kegiatan sekolah. (foto dokumen Risky)"]

[/caption]

[caption caption="Risky (berkacamata) dan teman-teman sekolahnya dalam sebuah kegiatan sekolah. (foto dokumen Risky)"]

[/caption]

Otomatis kebutuhan sarana komputer atau semacamnya menjadi vital. Pasalnya hampir semua mata pelajaran menggunakan metode presentasi menggunakan infokus. Sementara ini Risky ‘nebeng’ dengan temannya. Bahkan seringkali menginap untuk mengerjakan tugas sekolah itu.

“Pengen sih punya laptop atau komputer, untuk kerjain tugas. Juga untuk nulis-nulis. Saya suka nulis diary tentang keseharian saya,” katanya.

Risky pengen nulis di blog juga. Katanya dulu pernah punya blog. Namun sekarang sudah tak update lagi. Saat ini lebih banyak nulis 'curhatnya' di buku. Salah satu kendalanya adalah fasilitas internet yang butuh biaya. Semisal ke warnet tentu butuh ongkos juga. 

Itulah sekelumit kisah Risky, dengan keterbatasan kondisi masih bersemangat bersekolah. Seorang anak muda ‘penggerak’ bersama OSIS yang dikomandaninya. Dan bercita-cita membahagiakan Ibunya kelak serta saudaranya.

Semoga apa yang menjadi niat baik Risky terkabulkan. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun