Banyak juga pemandangan deretan motor dengan bagasi modifikasi yang dikhususkan untuk papan surfing yang menjadi view unik saat datang ke pantai-pantai tersebut.
Jika wisatawan mainstream gampang ditebak dari outfit mereka yang Instagramable, wisatawan anti-mainstream ini lekat dengan outfit yang sudah 'mbladhus', kulit terbakar matahari dan rambut pirang yang entah kapan terakhir berkunjung ke salon.
Namun, pada umumnya merekalah yang justru tinggal paling lama. Seorang surfer cenderung akan tinggal berbulan-bulan di pantai surfing favorit mereka.
Kolaboraksi Ekonomi Kreatif Lombok dan Sport Tourism Serba Menguntungkan
Jika KEK Mandalika, Lombok, dan Sumbawa, kemudian ramai dengan beragam event pariwisata nasional serta internasional, idealnya produk-produk UMKM/Ekraf Lombok Sumbawa pun akan mendapatkan porsi sukses yang sama.
Contoh sederhana, paket goodie bag untuk peserta 7 Summit Rinjani, isinya berupa tas olahan rotan atau kain tenun khas Lombok pun Sumbawa. Di dalamnya, terdapat beragam produk kuliner khas Lombok Sumbawa, baik itu makanan kering atau olahan, madu, perhiasan kerang atau mutiara, serta kopi khas.
Demikian pula dengan produk kopi khas Sumbawa. Kopi Tepal, Kopi Tambora, adalah dua contoh brand kopi yang sangat layak menjadi pelengkap di satu event pariwisata.
Jika Jawa terkenal dengan batik, di NTB sudah lahir pula Batik Sasambo. Sasambo adalah satu kata paduan dari Sasak, Samawa, dan Mbojo. Tiga suku terbesar Lombok Sumbawa.
Selain Batik Sasambo, masih terdapat pula berderet puluhan motif tenun dengan nama masing-masing. Di KEK Mandalika misalnya, beberapa yang bisa saya sebutkan tanpa googling, adalah motif tenun Bintang Empet, Kembang Komak, Subahnale, Serat Penginang dan Ragi Genep.