Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah semakin mengangkat brand Lombok sebagai destinasi wisata nasional dan internasional. Destinasi Super Prioritas (DSP) Mandalika sedang menjadi harapan baru pariwisata di Nusa Tenggara Barat.
Belakangan, tiga event balap motor internasional mulai digelar berurutan, yaitu Idemitsu Asia Talent Cup (IATC), World Superbike (WSBK), dan MotoGP. Walaupun IATC sempat akan batal dilaksanakan, race tersebut akan tetap berjalan bersamaan dengan World Superbike (WSBK) di akhir pekan ini.
Sebelumnya, satu event olahraga internasional HK Triathlon Endurance Challenge 123K telah dilaksanakan dengan sukses. Sebanyak 18 negara peserta mengirimkan atlet-atlet terbaiknya dalam lomba yang mempertontonkan keindahan pariwisata Lombok tersebut.
Lomba ini melewati tiga kabupaten, dimulai di Lombok Utara di mana para atlet berenang dari Gili Trawangan menuju daratan pulau 1000 masjid, lalu beralih menggunakan sepeda menyisir jalur di sepanjang Pantai Sengigi di Lombok Barat, sebelum diakhiri dengan marathon finish di Mandalika, Lombok Tengah.
Yuk, kita intip lagi! Di samping Mandalika, se-eksotis apa yang sih kesan liburan yang ditawarkan oleh Lombok?
Destinasi "Sport Tourism" Menantang Sekaligus Indah
Salah satu contoh, akomodasi berbintang dan city hotel, lebih banyak terdapat di kabupaten Lombok Barat. Walaupun sebagian sudah ada di KEK Mandalika, akan tetapi akomodasi penyangga seperti spot-spot makan, hangout and chill out, masih terbatas.
Khusus untuk Akses dan Atraksi bisa dibilang sudah lengkap baik di KEK Mandalika, atau jalur antara BIL (Bandara Internasional Lombok), Mataram, dan Senggigi. Bahkan hingga ke jalur destinasi yang lebih jauh lagi seperti kawasan Gili Matra, Meno, Trawangan dan Air di kabupaten Lombok Utara.
Hal ini dibuktikan di event HK Endurance Challenge 123K, di mana tiga kabupaten yang menjadi area geografis spot-spot di atas, yaitu Lombok Tengah, Barat dan Utara, sukses menyelenggarakan event tersebut, dan juga memiliki pemandangan yang indah.
Tantangan berikutnya adalah menjadikan tiga wilayah ini sebagai wajah terdepan dari kesuksesan penyelenggaraan WSBK dan IATC yang sudah di depan mata. Sebagai bentuk dukungan bahwa berwisata dan travelling, bisa cukup di Indonesia aja.
Sport Tourism Gunung Rinjani
Kabupaten Lombok Timur menawarkan aktivitas serba menantang yang bisa dilakukan wisatawan. Salah satunya Gunung Rinjani.
Pintu pendakian utama Gunung Rinjani kini sudah eksis di tiga kabupaten. Yang utama dan relatif paling mudah diakses berada di Lombok Timur dan Lombok Utara, di mana kelengkapan akomodasi dan juga atraksi sudah cukup baik.
Dua desa wisata, Sembalun dan Senaru, telah menjadi hafalan wajib bagi para pendaki yang menargetkan pendakian ke Puncak Anjani, 3726 mdpl. Kini, ada tantangan menarik lain bagi para pendaki di kawasan TNGR Rinjani, yaitu menaklukkan 7 puncak di kawasan tersebut.
Disamping 7 Summit Challenge, terdapat pula event-event sport tourism lainnya seperti Mountain Bike, Runjani (mendaki Gunung Rinjani dengan berlari), dan Trabas atau Paralayang.
Sport Tourism di Pantai Eksotis Lombok
Pantai Mandalika, Tanjung Aan, Areguling, Mawi dan Semeti, Gerupuk, Mawun serta Selong Belanak, bahkan kerap menjadi satu paket wisata "Beaches Trip In A Day". Di pantai-pantai eksotis ini, aktifitas sport-tourism di atas mudah dijumpai.
Banyak juga pemandangan deretan motor dengan bagasi modifikasi yang dikhususkan untuk papan surfing yang menjadi view unik saat datang ke pantai-pantai tersebut.
Jika wisatawan mainstream gampang ditebak dari outfit mereka yang Instagramable, wisatawan anti-mainstream ini lekat dengan outfit yang sudah 'mbladhus', kulit terbakar matahari dan rambut pirang yang entah kapan terakhir berkunjung ke salon.
Namun, pada umumnya merekalah yang justru tinggal paling lama. Seorang surfer cenderung akan tinggal berbulan-bulan di pantai surfing favorit mereka.
Kolaboraksi Ekonomi Kreatif Lombok dan Sport Tourism Serba Menguntungkan
Jika KEK Mandalika, Lombok, dan Sumbawa, kemudian ramai dengan beragam event pariwisata nasional serta internasional, idealnya produk-produk UMKM/Ekraf Lombok Sumbawa pun akan mendapatkan porsi sukses yang sama.
Contoh sederhana, paket goodie bag untuk peserta 7 Summit Rinjani, isinya berupa tas olahan rotan atau kain tenun khas Lombok pun Sumbawa. Di dalamnya, terdapat beragam produk kuliner khas Lombok Sumbawa, baik itu makanan kering atau olahan, madu, perhiasan kerang atau mutiara, serta kopi khas.
Demikian pula dengan produk kopi khas Sumbawa. Kopi Tepal, Kopi Tambora, adalah dua contoh brand kopi yang sangat layak menjadi pelengkap di satu event pariwisata.
Jika Jawa terkenal dengan batik, di NTB sudah lahir pula Batik Sasambo. Sasambo adalah satu kata paduan dari Sasak, Samawa, dan Mbojo. Tiga suku terbesar Lombok Sumbawa.
Selain Batik Sasambo, masih terdapat pula berderet puluhan motif tenun dengan nama masing-masing. Di KEK Mandalika misalnya, beberapa yang bisa saya sebutkan tanpa googling, adalah motif tenun Bintang Empet, Kembang Komak, Subahnale, Serat Penginang dan Ragi Genep.
Di kabupaten lainnya, nama motif tenun mereka pun memiliki nama-nama unik tersendiri.
Di pulau Sumbawa, tenun disebut juga Kre Alang. Nama motifnya? Banyak! Demikian juga dengan Bima dan Dompu, dua kabupaten lain yang terdapat di pulau yang terkenal dengan destinasi wisata alamnya yang masih alami dan serba cantik.
Kalender Event sebagai Sinergi Ideal Sport Tourism dan Ekonomi Kreatif
Potensi pariwisata Mandalika, Lombok, serta Sumbawa, sudah rutin dioptimalkan promosinya melalui berbagai macam event. Jika event-event tersebut kemudian bisa diakses publik dan terhubung antar daerah, promosi pariwisata yang optimal rasanya bisa tercapai.
Apalagi, jika kemudian rilis Kalender Event dilengkapi dengan beragam infografis pendukung, misal sarana transportasi, akomodasi berbagai kelas, kuliner, produk UMKM/Ekraf, juga nomor-nomor penting yang dibutuhkan wisatawan, maka aktivitas wisata pun jadi lengkap. Tak hanya dapatkan kesan serta kenangan serba indah, namun juga ketenangan dan rasa aman selama berlibur.
Sinergi Hexa Helix kepariwisataan pun bisa terjaga dan tercipta, di mana akan lebih mudah untuk kemudian mengingat jika misalnya Malean Sampi (tradisi balapan sapi) di Sumbawa berdekatan dengan event Bau Nyale (tradisi menangkap cacing laut) di Lombok.
Contohnya Festival Tambora yang bisa dinikmati bersamaan dengan foto paling cantik air terjun Mata Jitu di Moyo, di mana ada risiko debit air terjun yang kecil di musim kemarau, juga bisa menjawab ekspektasi indah wisatawan. Contoh lainnya, snorkeling sambil membelai Hiu Paus di Teluk Saleh, yang bisa dilakukan setelah atau sebelum menonton WSBK (World SuperBike).
Bisa juga diadakan kombinasi paket wisata yang bisa dipilih dengan mudah oleh wisatawan dari rumah mereka masing-masing, atau yang sedang melakukan trip wisata di Mandalika, Lombok serta Sumbawa.
Bayangkan jika di setiap kalender event, memuat pula daftar kuliner khas Lombok Sumbawa. Seperti Ayam Taliwang, Singang dan Sepat Sumbawa, Palumara, Jalangkote dan Doco Fo'o (sambal mangga) di Bima dan Dompu.
Di dunia persatean, Lombok juga dikenal dengan beragam jenis satenya mulai dari sate Pusut, Rembige dan sate Ikan Tanjung, lalu ada juga Sate Sirabage di Sumbawa.
Tim Admin KOTEKA (MA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H