Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Mari Simak Apa Itu "CLICK" dan Sekilas Perkeretaapian Turki

5 Oktober 2021   21:00 Diperbarui: 23 November 2021   00:16 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ke Turki, yuk! (dok.Koteka)

Oh, ya. Beberapa hal yang diceritakan mas Hadi antara lain bagaimana ia melihat pendaki asing sangat menghormati pendaki lainnya. 

Ketika ada yang ingin mendahului, mereka akan menepi untuk memberikan jalan kepada yang mau lewat. 

Dan ketika malam sudah datang, sekitar pukul 21.00, semua akan berkumpul untuk ngobrol tapi tanpa menimbulkan keributan. Sehingga, tidak ada yang merasa terganggu. Menikmati malam dan keindahan alam ciptaan Tuhan dengan tentram.

Pengalaman lainnya adalah naik pesawat kecil seperti baling-baling bambu yang landasannya deket jurang. Kalau meleset sedikit saja, hancur Minah! 

Tapi justru itu adalah pengalaman menarik ke sana. Istilahnya banyak orang beranggapan bahwa kalau pulang dengan selamat itu bonus dari Tuhan. 

Ada lagi pesan mas Hadi bagi kita pendaki pemula yang ingin ke sana, mencari jaket dan baju yang memiliki ciri khusus untuk temperatur Nepal. Jadi meskipun nggak tebal tetap nyaman dipakai, nggak jadi es lilin, deh. Biasanya ada keterangan di dalam jaket, bisa melindungi untuk minus berapa dan seterusnya.

Karena selama perjalanan 12 hari trekking itu nggak segampang yang dipikirkan orang awam, kita perlu sedia diamox, obat anti AMS yang ternyata susah di dapat (di Jakarta atau Yogyakarta). 

Maklum, semakin tinggi dataran, udara makin tipis, gampang terganggu pernafasan dan gangguan lainnya. Selain itu karena perjalanan lama dan jauh, harus slow steady. Jangan ngoyo nanti nggos-nggosan baru hari pertama terus nggak lanjut karena sudah kepayahan. Catat, ya!

Sayang banget, mas Hadi nggak berhasil membawa gadis Nepal yang eksotis. Kata mas Hadi kalau diceritakan kisah tentang itu, bisa nggak cukup hanya satu hari. Halah, kita nunggu novelnya saja, deh. Aih, siapa yang akan mendapat buku Everest 7,9 dari zoom Sabtu kemarin ya? Iya, trekking pas gempa....seru.

Teman-teman, kata mas Hadi banyak orang Nepal sebagai pemilik  wilayah pegunungan Himalaya itu yang naik gunung karena banyak hal. Antara lain adalah mencari nafkah, jadi nggak heran kalau ada orang Nepal yang sudah 55 kali naik Everest sebab bantuin bawa barang pendaki asing. 

Hanya saja, mas Hadi sangat kagum dengan kearifan orang Nepal, sampai-sampai mas Hadi waktu itu nggak mau pulang. Untung ingat Mamah di Yogyakarta. Pulang ke kotamu ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun