Hallo, everyone...
Apa kabar semuanya?
Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana sudah mengundang kalian untuk menyimak Kotekatalk ke - 55 yang membahas tentang Trekking di Everest dan Anapurna. Terima kasih yang mendukung kesuksesan acara, setia bersama Kotekatalk.
Yaiy. Mas Rahmat Hadi begitu antusias untuk membagikan pengalaman tak terlupakan itu pada kita semua.Â
Sembari menunggu 25 peserta kumpul, mas Hadi yang sekarang buka cafe NEPA di Condong Catur, Sleman ini cerita tentang cafenya. Tadinya mau pakai nama NEPAL tapi karena ini berkenaan dengan nama negara yang resmi ada empunya, ia memilih NEPA.Â
Di sana, mas Hadi meracik beragam menu seperti Milky Way coffee, Himalayan Coffee, Blue mountain-non coffee, Mandala Jelly iced coffee. Untuk snack, ada sop ubi, Dim sum, somay dan cheese cake.
Nah, ini menginspirasi Koteka untuk membuat follow up kegiatan di cafe NEPA. Nanti pada daftar dan ramai-ramai ke sana ya, sembari ngopi, kita ngobrol tentang mendaki gunung.Â
Tadinya mas Hadi akan menampilkan video saat trekking di Everest tapi gagal tayang karena kesalahan teknis. Dari layar tampak mas Hadi bangga memperlihatkan pernak-pernik dari Nepal yang ia bawa sebagai oleh-oleh.Â
Lumayan buat bikin ngiler kita yang belum pernah sekalipun ke sana. Sembari nabung buat ke sana, ikutan zoom Koteka dulu, jalan-jalan virtual.Â
Sudah tahu kan ke Nepal, tidak perlu repot visa karena bisa dengan  Visa on Arrival. Melamarnya di  bandara dengan membawa paspor dan bukti tiket PP. Tetapi mungkin kalau pandemi sudah reda, ya?
Oh, ya. Beberapa hal yang diceritakan mas Hadi antara lain bagaimana ia melihat pendaki asing sangat menghormati pendaki lainnya.Â
Ketika ada yang ingin mendahului, mereka akan menepi untuk memberikan jalan kepada yang mau lewat.Â
Dan ketika malam sudah datang, sekitar pukul 21.00, semua akan berkumpul untuk ngobrol tapi tanpa menimbulkan keributan. Sehingga, tidak ada yang merasa terganggu. Menikmati malam dan keindahan alam ciptaan Tuhan dengan tentram.
Pengalaman lainnya adalah naik pesawat kecil seperti baling-baling bambu yang landasannya deket jurang. Kalau meleset sedikit saja, hancur Minah!Â
Tapi justru itu adalah pengalaman menarik ke sana. Istilahnya banyak orang beranggapan bahwa kalau pulang dengan selamat itu bonus dari Tuhan.Â
Ada lagi pesan mas Hadi bagi kita pendaki pemula yang ingin ke sana, mencari jaket dan baju yang memiliki ciri khusus untuk temperatur Nepal. Jadi meskipun nggak tebal tetap nyaman dipakai, nggak jadi es lilin, deh. Biasanya ada keterangan di dalam jaket, bisa melindungi untuk minus berapa dan seterusnya.
Karena selama perjalanan 12 hari trekking itu nggak segampang yang dipikirkan orang awam, kita perlu sedia diamox, obat anti AMS yang ternyata susah di dapat (di Jakarta atau Yogyakarta).Â
Maklum, semakin tinggi dataran, udara makin tipis, gampang terganggu pernafasan dan gangguan lainnya. Selain itu karena perjalanan lama dan jauh, harus slow steady. Jangan ngoyo nanti nggos-nggosan baru hari pertama terus nggak lanjut karena sudah kepayahan. Catat, ya!
Sayang banget, mas Hadi nggak berhasil membawa gadis Nepal yang eksotis. Kata mas Hadi kalau diceritakan kisah tentang itu, bisa nggak cukup hanya satu hari. Halah, kita nunggu novelnya saja, deh. Aih, siapa yang akan mendapat buku Everest 7,9 dari zoom Sabtu kemarin ya? Iya, trekking pas gempa....seru.
Teman-teman, kata mas Hadi banyak orang Nepal sebagai pemilik  wilayah pegunungan Himalaya itu yang naik gunung karena banyak hal. Antara lain adalah mencari nafkah, jadi nggak heran kalau ada orang Nepal yang sudah 55 kali naik Everest sebab bantuin bawa barang pendaki asing.Â
Hanya saja, mas Hadi sangat kagum dengan kearifan orang Nepal, sampai-sampai mas Hadi waktu itu nggak mau pulang. Untung ingat Mamah di Yogyakarta. Pulang ke kotamu ...
Baiklah, dari Nepal, kita ke Turki.Â
Ada mbak Muthiah Alhasany, boss komunitas Kompasiana CLICK (Commuter Community of Kompasiana) yang akan bercerita panjang tentang pendirian CLICK, kegiatannya dan bagaimana mereka berhasil mencapai puncak Kompasianival sebagai the best community di Kompasiana tahun 2019. Pasti ada inspirasi dari sana.
Selain itu, karena mbak Mut ini paling jago reportase soal Turki di Kompasiana, kita akan mendengar kisah jalan-jalannya selama berada di sana dan tentu, seputar perkeretaapian di sana.Â
Ikutan, yuk, siapa tahu ada yang beruntung mendapatkan hadiah merchandise Turki. Nggak usah ke sana, udah dapet deh. Asyik, kan.
Untuk itu, kami undang kalian untuk hadir pada:
- Hari/Tanggal: Sabtu, 9 Oktober 2021
- Pukul: 16.00-17.30 WIB Jakarta atau 11.00-12.30 CEST Berlin
- Pendaftaran gratis: bit.ly/kotekatalk56
- Hadiah: Merchandise Turki
Jangan lupa daftar ya? Jumpa Sabtu!Â
Salam Koteka, dibawa ke mana saja, tiada gantinya. (GS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H