Mohon tunggu...
Udin
Udin Mohon Tunggu... Lainnya - Amadaki-amadakimo arataa, solana bholi o karo.

Menulislah, seperti anda sedang bertutur.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayati

14 Januari 2021   21:26 Diperbarui: 14 Januari 2021   21:50 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Entahlah.”

“Ayolah, ceritakan. Apa yang kau risaukan, Naldin?

“Apakah hanya Naldin dalam otakmu? Jangan-jangan kau yang suka ya, pada dia? Ayo jawab!”

“Kau cemburu? Rahma mengejek.

“Cemburu?”

“Ayolah ngaku! Kalau tidak…”

“Apa?” Tampak raut wajah Ayati mulai meradang.

Rahma melihat ada sesuatu yang lain dari diri Ayati selain kecerdikannya. Ia membayangkan kisah cinta Fatimah Az-zahra kepada Ali bin Abi Thalib. Apakah betul, Ayati hanya mencintai Naldin dalam diamnya? Entahlah. Mungkin hanya pikiranku saja. Tetapi, kenapa ia begitu terusik ketika nama lelaki itu terus-terusan kumuntahkan pada pikirannya? Ia pasti jatuh cinta, hanya saja ia malu berlaku jujur perihal masalah hatinya.

***

Hampir dua jam lamanya mereka duduk bergeming seperti lembu lapar. Mendengarkan kata demi kata yang terus melompat keluar dari salah satu pembicara. “Orang yang berkeinginan memperbudak sesamanya berarti berkeinginan menjadi Tuhan, padahal tiada Tuhan selain Allah.” Katanya dengan wajah berseri-seri, menyakinkan. Sebagian menikmati, sebagiannya lagi menahan-nahan kantuk. Semuanya begitu membosankan dan hambar. Tetapi tidak dengan dua sejoli ini, Naldin dan Ayati.

“Hmmmm.” Ayati mengangguk-ngangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun