"Hoho, jadi sebenarnya sedari tadi kau hanya berpura-pura tidak tahu? Oh, baguslah. Aku juga sedari tadi hanya berpura-pura tidak tahu jika kau sedang berpura-pura tidak tahu. Hehe! Aku senang kau mengakuinya, pak polisi ... "
"Persetan dengan semua ini, yang penting sekarang kau berada di sini, berada di bawah pengawasan kami. Kau takkan pernah bisa keluar dari sini dan mengisahkan cerita busukmu kepada semua orang. Kau akan mati sebelum kau bisa melepaskan diri dari sini. Tenang saja, kami akan percepat kematianmu di lapangan tembak kelak, sobat!"
---
Sementara situasi interogasi mulai menenang, Jenderal Yusuf dan ajudannya justru tampak gelisah di ruangan sebelah. Wajah sang jenderal tampak diliputi oleh peluh, padahal ia sedang berdiri di dalam ruangan nan dingin. Sedangkan sang ajudan sendiri baru saja menemukan titik terang atas identitas sang pria misterius di ruangan sebelah.
"P-Pak, tampaknya pemuda ini bukan pemuda biasa. K-kita harus berinteraksi dengan PIN untuk mengetahui identitasnya," ujar sang ajudan gemetar.
"Lakukan kalau begitu! Hubungi kantor PIN sekarang!" Tukas Jenderal Yusuf panik.
"T-tetapi, Pak ... pemuda ini ada di dalam database level-0 PIN, itu artinya orang ini memiliki tingkat kerahasiaan di atas top secret. K-kalau kau ingin mengetahui identitasnya lebih jauh, kita harus menghadap pimpinan PIN yang menangani pemuda ini secara empat-mata, tidak bisa hanya dengan surel, telepon, atau pesan singkat."
"Hah!?" Yusuf terperanjat. Ia menoleh kepada ajudannya dengan ekspresi penuh kekhawatiran. "Apa kau bilang tadi!? Level-0!?"
"B-benar, pak. Tampaknya kita baru saja mendapatkan jackpot. O-orang ini--"
"Bisakah kau meretasnya agar kita mengetahui identitas pemuda tersebut? Kita tidak punya waktu untuk bertemu dengan pejabat PIN sekarang, aku harus mengetahui siapa bocah ini secepatnya!"