Mohon tunggu...
Korudo Kiraru
Korudo Kiraru Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Subject 09 - Prolog - Goddamned Interrogation

26 Januari 2016   15:59 Diperbarui: 26 Januari 2016   17:25 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pak, kita tidak bisa menemukan identitas apa-apa darinya. Orang ini seperti hantu," ujar sang ajudan tak lama kemudian.

"Tetaplah mencari. Gali di database PIN*," jawab Yusuf santai. Rupanya ia memerintahkan ajudannya untuk mencari informasi mengenai pria yang sedang diinterogasi di ruangan sebelah.

"Baik, pak!"

NB: PIN = Pusat Intelijen Negara. Badan intelijen resmi Republik Indonesia pada cerita ini.

---

Kembali kepada sang pria misterius yang membuat segenap anggota kepolisian mendesis penuh kebencian, ia terlihat mendominasi jalannya investigasi.

"... jawabannya jelas, kawan-kawan. Karena pemerintah bukanlah sekumpulan orang yang memberi masyarakat hidup, termasuk hidupku. Persetan dengan urusan rakyat, mereka sibuk dengan perut sendiri," papar sang pria melanjutkan ucapan sebelumnya.

"Oh! Lebih mengerikan lagi, ternyata pemerintah 'mengentaskan' kemiskinan di pinggir kota dengan cara membantai orang-orang fakir, seperti yang terjadi di Kampung Rimbun. Mana buktinya bahwa mereka adalah 'pemberi makan dan tempat tinggal'?" Lanjut sang pria.

"The fuck!?" Si kepala investigator terperanjat. "Insiden Kampung Rimbun itu adalah perbuatan teroris!"

"Bahahaha! Dengar, dengarkan dirimu sendiri, pak polisi! Kau adalah seorang investigator tetapi kau percaya media tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu? Hahaha, astaga, pantas saja negeri ini tidak pernah maju, polisinya saja menginvestigasi sesuatu berdasarkan penuturan media, bukan atas dasar pencarian independen!

"Kau tahu? Aku berada di TKP sesaat setelah kudengar rentetan tembakan di Kampung Rimbun! Aku mengenali suaranya, tembakan itu berasal dari senapan serbu SSX-1, senapan standar setiap aparat keamanan di Indonesia buatan PT. Pindad. Bukti semakin menguat ketika kutemukan banyak selongsong peluru berkaliber 5.56mm buatan perusahaan yang sama, amunisi standar untuk SSX-1.
"Kau tahu apa yang kulihat dari hasil tembakan tersebut? Aku melihat ratusan mayat berserakan di tengah jalan, bahkan tak jarang kutemukan mayat kucing di sana. Gila! Bahkan kucing pun dilibas! Aku bahkan masih ingat aroma darah yang sangat menyengat saat aku berada di TKP. Sangat sadis, bukan demikian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun