Dan ini sudah saatnya kita tutup desa ini, sebelum semakin mewabah keman-mana.
Aduh biyung, hatiku bergumam, kepalaku berdenyut sakit.
Belum lepas Tono beranjak melaksanakan perintahku.
Datang Tini, tidak kalah tergopoh-gopohnya.
"Lapor ketua," ujarnya. Masih dalam keadaan ngos-ngosan.
"Info dari desa sebelah, ada salah satu warga mereka yang meninggal dan pekuburan mereka ada di samping rumah salah satu warga kita." Masih mengatur napasnya yang ngos ngosan.
"Dan infonya juga, yang meninggal ini mantri di desa mereka yang baru selesai merawat pasien dengan penyakit terkutuk itu," ketua.
"Ya sudah, biarkan," ketua masih berusaha tetap tenang dan tidak panik.
Belum selesai Ketua menjawab Tini, ia sudah memotong, "jangan gitu ketua."
"Ketua tahu ga sich, penyakit ini tetap hidup di tubuh pasien meskipun pasiennya udah mati."
"Itu belum lagi, kalau dimakam kan dikampung kita, nanti jasadnya bercampur dengan tanah kita, bagaimana dengan air tanah yang kita minum atau hasil panen kita nantinya, semua disampaikan Tini dalam.satu hentakan napas.