Mohon tunggu...
Drs Muflikhin
Drs Muflikhin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humor

Tentang Cinta

4 April 2014   00:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:07 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1396585206268259288

“Gila itu ada 44 macam. Semakin kecil nomornya maka semakin parah gilanya Orang-orang yang sudah tidak berpakaian dan lupa diri di jalan, itulah gila nomor 1.” (1)

Cinta merupakan salah satu dari sekian banyak kegilaan. Lihat saja judul lagu Andrea yang dinyanyikan Ungu: “Cinta Gila” . Barangkali memang benar. Banyak kasus orang stress lantaran cintanya ditolak. Atau ada orang yang saking senang diterima cintanya, berekspresi frontal memakan beling, berakhir dengan kesurupan jin penunggu kuda lumping dan mendadak gila. Lain lagi dengan yang cintanya ibarat memeluk tembok besar china, tak pernah kesampaian. Aku ingat seorang teman yang saking cintanya dengan salah satu personel Cherrybelle rela memenuhi seluruh penjuru rumahnya dengan foto-foto Cherrybelle. Mulai dari kamar tidur, kamar makan, hingga…. kamar mandi. Wah, wah….

Dulu, orang menyatakan cinta melalui surat, karena sarana komunikasi semacam HP masih tergolong barang langka pada waktu itu *yang harus dilestarikan agar tidak punah*. Aku pernah jadi salah salah satu volunteer si pengirim surat. Eh, bukan cuma pengirim ding, tapi juga penerima surat balasan. Berawal dari surat-surat pernyataan itulah akhirnya mereka resmi berstatus pacaran. Uniknya, mereka tak pernah bertemu dan bicara langsung, Cuma mengumbar kata-kata mesra melalui tulisan-tulisan yang semakin hari semakin pedas. Dua bulan kemudian intensitas surat menyurat sudah mulai berkurang. Dari yang tadinya sehari sekali menjadi dua hari sekali. Kemudian tiga hari sekali. Akhirnya, temanku ini diputus pacarnya, juga melalui surat. Hampir mirip dengan kasusnya Bara di Radio Galau FM.

Semua orang pasti pernah merasakan cinta. Baik itu terhadap teman sekolah, tetangga sebelah, atau anaknya pak lurah. Macam-macam. Kebanyakan terhadap teman sekolah. Bisa dijadikan tolak ukur jika seorang anak terlalu rajin sekolah: berangkat jam 3 pagi, pulang jam 10 malam, dengan seragam warna-warni pelangi, celana jins belel, sepatu polkadot, dan make up tebalnya kelewatan, maka berarti dia jatuh cinta terhadap teman sekolahnya.

Sebuah Cerita
Aku pernah menyaksikan teman, sebut saja Paijo, yang mau menembak (mengungkapkan kata cinta-Red) sang pujaan hatinya, sebut saja Painem. Sudah lama Paijo memendam perasaan cinta yang mendalam. Saking dalamnya, pernah suatu ketika pas lagi tidur dia megap-megap mirip pengidap ‘srawan celeng’. Kau tahu apa yang terjadi? Ternyata dia bermimpi pacaran dengan pujaan hati di dalam sumur kosong. Hingga dari atas sumur munculah air yang menenggelamkan mereka berdua. Temanku yang satu ini tidak bisa berenang, Apesnya, hal itu terbawa sampai ke alam mimpi.

Sudah banyak persiapan yang dilakukan sebelum Paijo tatap muka dengan sang pujaan hati. Diantaranya dengan latihan orasi di depan cermin. Ngomong dengan bayangannya sendiri. Begitu terus berulang-ulang. Kadang tersenyum dengan bayangannya di cermin, kemudian tertawa cekikikan Aku rasa dia mengidap penyakit gila nomor 43.

Saat Paijo sudah berada satu meter dari Painem (Pujaan hati-Kangen Band) tiba-tiba tubuhnya gemetar, keringat dingin mengalir deras. Sampai sini aku berfikir “Barangkali dia lagi nahan pipis”. Kata-kata yang sudah disusun sedemikian indah hilang semuanya. Tidak ada pemandangan romantis seperti di film-film. Pertemuan kali itu gagal.

Aku segera mengkonfirmasi apa yang terjadi sebenarnya. Dia menghela nafas perlahan, menyeka keringat yang masih deras, kemudian menjawab “Hampir saja aku terkena diabetes karena memandang wajahnya yang kelewat manis kawan, untung aku segera pergi meninggalkannya”. Aku mendengus kesal. Ini alasan paling menyebalkan yang pernah aku dengar. sebenarnya aku tahu, dia grogi kalau ketemu cewek. Belakangan aku tahu dia juga malu karena resleting celananya terbuka pas berhadapan dengan Painem.

Pertemuan ke 2,
Sore hari, bertempatkan di taman yang sepi sayup-sayup terdengar irama dangdut. Menggugah raga untuk bergoyang. Itu semua tak dihirauan Paijo karena fokusnya sekarang adalah gadis di depannya, Painem. Tidak ada adegan tubuh bergetar, tidak ada keringat dingin yang keluar, paijo memulai aksinya. Setelah muqodimah dengan pembacaan puisi, yang aku tahu dia nyontek dari bukunya Kahlil Gibran, tibalah ke inti acara. Penembakkan.
“Nem”. Paijo memulai percakapan.
“Iya?”. Suara Painem terdengar merdu. Dia tersenyum.
“Sebenarnya aku mencintaimu sejak dulu. Maukah kau jadi pacarku??” Paijo langsung To The Point.
“Emm…”
“ Mau nggak?”
“Emm.. maaf Jo…”.
“Ini belum lebaran Nem, maafnya dipending aja dulu..”.
“Kamu terlambat. Aku udah punya pacar. Baru tadi pagi dia menembakku, di tempat ini juga”. Kali ini suaranya berubah sendu. Sayup-sayup terdengar suara Celline Dion mengalir lembut mengalahkan suara Via Vallen.

Paijo menghela nafas, mencoba sabar. Terdiam bebarapa saat. Merangkai kata-kata yang pas.
“Okey… sungguh beruntung orang yang mendapatkamu”.
Hanya diam. Kucing di seberang jalan menatap mereka berdua, seolah ikut meresapi jalannya cerita.
“Kalo boleh tahu, siapa orang yang beruntung mendapatkanmu?” sambung Paijo.
“Kamu yakin mau tau?”. Painem menatap Paijo dengan tatapan nanar.
“Yakin,, aku nggak apa-apa”.
“Dia…… adalah………. Paimin. Kakakmu Jo…”
“Hahhhh!!!” Paijo kaget, kemudian pingsan selama-lamanya.

TAMAT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun