Ibn' Arabi mengemukakan bahwa pada tingkatan ini merupakan tingakat pernikahan batiniah antara diri dan ruh. Di dalam bahasa Arab, diri dikenal sebagai feminim dan ruh adalah maskulinnya. Ia menuslikan bahwa pernikahan batiniah antara diri dan ruh ini menghasilkan anak, yang berada dalam hati. Ruh memberi ilham kepada diri untuk mengangkat dirinya sendiri, yang kemudian diikuti oleh hati. Seorang Syekh menggambarkan kesatuan batiniah ini begai berikut.
"Aku memilih kondisi apa pun yang Tuhan pilihkan untuk diriku, dan menempatkanku di dalamnya. Jika Tuhan membuatku kaya, aku tidak lupa, dan jika Tuhan menghendakiku miskin, aku tidak akan tamak dan mgningkarinya."
Pada tingakatan ini, kita menyadari betul bahwasannya seluruh daya upaya untuk bertindak sepenuhnya datang dari Tuhan, kita tidak melakukan suatu apapun, melainkan Tuhan sendirilah yang menggerakkan diri kita melalui cahaya yang ditiupkan pada ruh kita. adapun wilayah nafs yang diridai Tuhan ini meliputi : Tuhan, Nafs, dan Kesatuan ruh.
The Pure Nafs (Nafs Yang Suci)
Those few who have attained this level transcended the self entirely. There is no ego or self left, only onion with God. This is the state called, "to die before dying". Rumi describes God as the one who dissolves our separateness.
Dissolver of sugar, dissolves me,
If this is the time.
Do it gently with a toch of hand, or a look.
Every morning I wait at dawn. That's when it's happened before.
Or do it suddly like an execution. How else can I get ready for death?
You breathe without a body like a spark.