Suatu malam Syekh Muzaffer pergi makan malam bersama sekelompok orang di sebuah restoran mewah di Istanbul. Sang pelayan menghampiri meja mereka dengan membawa botol anggur dan minuman keras lainnya. Salah seorang dari kelompok tersebut dengan marah menegur sang pelayan, "Tidakkah kamu mengenal beliau adalah seorang guru agama terkenal? Sungguh berani kamu membawa minuman keras ke meja kami?"
Syekh Muzaffer pun segera menukas, "Jangan marah. Pelayan ini hanyalah melaksanakan pekerjaannya. Restoran ini mendapat keuntungan terbesarnya dari minum-minuman ini. Kita tidak boleh melenyapkan mata pencaharian pelayan kita ini. Pelayan, letakkanlah botol-botol ii di atas meja." Mereka pun menghabiskan makan malam dengan botol-botol tersebut tetap berada di atas meja, tanpa disentuh.
Pendekatan Malamatiyyah adalah asketisisme psikologis yang canggih, ilmu mengenai mengorbankan hasrat akan pujian maupun penerimaan orang lain. Dalam upayanya untuk menghilangkan ketidaktulusan, orang-orang Malami menghilangkan seluruh ego negatif yang menyuburkannya, khususnya hasrat untuk dikenal dan dihargai.
Rumi Menceritakan sebuah kisah tentang pemburu naga yang mendaki gunung untuk menangkap sang naga. Ia akhirnya menemukan tubuh naga besat yang membeku, berada di dalam sebuah gua, di atas puncak gunung yang tinggi. Ia membawa tubuh tersebut ke Baghdad dan memamerkannya di tepian sungai. Ratusan orang datang untuk melihatnya, ketika matahari secara perlahan menghangatkan tubuh naga tersebut, ia pun mulai terbangun dari tidur musim saljunya. Orang-orang menjerit dan saling berdesak-desakan, banyak di antara mereka yang terbunuh. Sang pemburu naga dilumpuhkan oleh rasa takutnya, lalu sang naga pun melahapnya dalam sekali telan.
Kebuasan seperti itu amatlah mudah bagi sang tiran.
Nafs adalah bagaikan seekor naga: bagaimana mungkin ia mati? Ia hanyalah membeku karena tiadanya keburukan.
Biarkan sang naga dalam dirimu tertidur.
Jika dibangunkan, maka ia akan melahapmu.
- Kota Nafs Tirani
Ada sebuah manuskrip mengenai diri yang ditulis dengan indah oleh Syekh Naqsabandiyah pada kurun waktu 150 tahun yang lalu. Sang Syekh memerintahkan untuk tidak menerbitkannya sampai ia meninggal dunia. Ia pun menggambarkan setiap stasiun diri sebagai kota, satu sama lainnya saling menempati. Syekh Safer berkomentar bahwa manuskrip tersebut adalah salah satu karya tasawuf yang paling berguna dan penting, dan seluruh darwis Jerrahi harus membacanya.
Mengendalikan Nafs Tirani
Syekh Nurbakhs, yang juga seorang psikiater, mengemukakan sebuah pokok penting bahwa nafs tirani ini seharusnya tidak pernah dihancurkan, melainkan ditransformasikan menjadi sifat-sifat dan perilaku yang baik. Menghancurkan diri tirani kita sama saja dengan menghancurkan diri kita sendiri.