Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Homeostasis Daur Hidup Rumah Kita

21 Oktober 2021   00:50 Diperbarui: 21 Oktober 2021   00:51 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geografis hunian juga bijak pada pemilihan bahan konvensional, seperti balok beton aerasi, beton bertulang, serta bahan isolasi termal lempengan berbahan mineral.

Ini jauh lebih bijak daripada menjatuhkan pilihan pada bahan krisis, seperti balok kayu utama hutan hujan tropis.

Kemudian faktor kedua demografis daur hidup rumahan, yaitu tentang emisi karbon yang dihasilkan hunian memiliki pengaruh yang berbeda tergantung pada jumlah populasi penghuni rumah. 

Hal ini erat kaitannya dengan program keluarga berencana (KB). Makin padat makin besar jejak karbonnya.

Faktor asesmen ketiga yaitu raw material extraction, merupakan awal dari siklus hidup rumahan yang berkaitan dengan jarak rerata transportasi bahan makanan dan moda perjalanan keluarga.

Ini tentunya berkaitan erat dengan kebijakan local food. Makin dekat mendapatkannya, makin kecil jejak karbon pengangkutannya. 

Kebijakan ini banyak cara untuk mewujudksnnya. Salah satunya  kebijakan tentang Local Food Loves Sky.

Kemudian beranjak pada faktor asesmen rumahan keempat, yaitu material processing, yakni tentang bagaimana besaran energi yang diperlukan untuk memasak bahan baku menjadi makanan siap saji untuk keluarga.

Makin banyak olahan rebusan lebih baik dari olahan gorengan. 

Juga diperlukan kebijakan memilih lebih banyak buah-buahan hasil positif panen ruang hijau (green space) yang kita buat sebagai Refleksi Urban Forest ke Hunian Pribadi.

Adapun yang kelima, faktor asesmen daur hidup rumahan berupa teknik use/re-use maintenance. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun