Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

God Did Torture?

20 Mei 2020   19:12 Diperbarui: 20 Mei 2020   19:09 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Fase Kedua

Setelah "ikon " neraka terbentuk maka selanjutnya proses pembentukan indeks (index) yang tercermin pada pemberian makna lafaz angkalan wa jahiman (belenggu dan api yang menyala-nyala) sesuai dengan kelas katanya.

3. Fase Ketiga
Fase terakhir adalah simbolisasi. Ketika perwakilan "torturing" merupakan kesepakatan untuk simbol benda yaitu "angkalan" (belenggu) dan "jahiman" (api yang menyala-nyala) sebagai simbol siksa. 

Gramatikal

1. Inna (sesungguhnya), merupakan harfun musyabbaha bil fa'il.

2. Ladaina (di sisi kami), merupakan isim keterangan tempat yang diikuti kata ganti kepemilikan "kami" yang merupakan dhorof muta'alaqoh.

3. Ankalan (belenggu-belenggu), merupakan isim (kata benda)

4. Wajahiman (dan api yang menyala-nyala), merupakan isim (kata benda) yang mengandung penekanan pada arti pada "api".

Tafsir

1. Frasa kata dengan "wawu athof" pada lafaz angkalan (belenggu) dan jahiman (api yang menyala-nyala) pada al Muzzammil ayat 12 ini merupakan simbolisasi dari neraka yang terekstrak dalam proses semiotika yang melibatkan penetapan ikonik, indeksitas dan terakhir adalah simbolisasi.

2. Penyederhanaan proses semiotika frasa ankalan wa jahiman untuk dijadikan simbolisasi siksa neraka (hell torturing) merupakan adaptasi dari hal-hal yang ada di sekitar kita (al urf) atau adat budaya penyiksaan pada waktu itu (torturing device).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun