Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Personal Branding

3 Mei 2020   02:53 Diperbarui: 3 Mei 2020   02:52 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayat-ayat pilihan Ramadan bagian-14

Al Baqarah 176

Yang demikian itu adalah karena Allooh telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran). Al Baqarah 176

Ya Mustafa

Nahnu Jundul Huda
Nahnu Jundullaah
Ya mustafa Rasulullah

Berjajar lurus berbilang halus
Inilah pemburu syafa'at qudus
Kuat-kuatlah beritus

Berpegang nuzul yang haq
Mencintai al Falaq hingga al 'Alaq
Kemunafiqan tertalaq

Pada ayat ini, lafaz "dzalika" ditempatkan pada makna kata ganti tunjuk (demonstrative pronoun) yang konstan untuk benda jauh (isim isyaroh ilal ba'id). Tidak ada anomali sebagaimana "dzalika" pada al Baqarah ayat 2 "dzalikal kitaabu". Adapun yang beranomali adalah menjadi isim isyaroh ilal qoriib (kata ganti tunjuk benda dekat) karena faktor "penghormatan" terhadap Al Qur'an.

Apakah di sini (al Baqarah 176) berarti tidak ada penghormatan hingga "dzalika" dikembalikan pada fungsi semula (isim isyaroh ilal ba'id)? Ya, jelas beda kedudukan lafadz "dzalika" pada kedua ayat tersebut. "Dzalika" di sini (Al Baqarah ayat 176) tidak menunjuk pada "al kitab" walaupun ayat tersebut ada lafaz "al kitab" nya. 

Lafaz "dzalika" di sini (al Baqarah 176) adalah sebuah mubtada' untuk susunan al jar wal majrur (prepositional phrase) pada lafadz " bi annallooha". Selanjutnya diteruskan oleh inti dari konteks ayat ini mengenai sebuah nuzul yang haq (Al Qur'an).

Nuzul yang haq ini akan mendapat perlawanan dari para penghijab kebenaran yang terwakili pada lafadz "wainnallladzinahtalafu fil kitaabi lafi syiqooqin baa'id " ( dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran).

Shibghotullah

Untuk itulah mari kita fokus pada makna keseluruhan ayat yang mengajak kita untuk membuat personal branding dalam melawan atau paling tidak kita bukan termasuk orang yang menyelisih al Kitab. Personal branding ini yang bahasa al Qur'annya adalah telah mendapatkan "celupan Allah" (Shibghotullah).

Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah (Al Baqarah 138). Sebuah bentuk personal branding yang tiada bandingnya. Personal branding (Shibghotullah) ini akan memberikan paling tidak kesan sebagai identitas diri dalam melawan tiga komponen hijab kebenaran yang telah disebut dalam ayat sebelumnya (Al Baqarah 175) yang terdiri atas :

1. Membeli kesesatan dengan kebenaran (isytarowudhdholalata bil huda)
2. Membeli siksaan dengan ampunan (adzaaba bil maghfiroh) ashbarohum 'alannaar
3. Menantang api neraka ( ashbarohum 'alannaar)

Kemudian ketambahan satu lagi menurut ayat ini (Al Baqarah 176) yaitu :

4. Menyelisih kitab (ahtalafu fil kitaabi)

Dalam konteks yang lebih jelas pada personal branding (shibghotullah) adalah semisal kompetisi dalam pemahaman Al-Qur'an (baca: fastabiq al khairat) hingga tidak ada lagi ruang untuk menyelisih nuzul yang haq (Al Qur'an) tersebut.

Ada dua kekuatan (aqliyah dan nafsiyah) yang akan membentuk personal branding seorang muslim yang unik. Kemudian dapat kita tambahkan dengan satu komponen lagi sebagai penguat dua unsur tersebut yaitu, survive yang secara konsisten dapat terus diasah untuk mempertajam personal branding tersebut. Maka dengan begitu insyaAllah kita akan menjadi seorang muslim yang benar-benar beda dengan personal branding yang khas.

Gramatikal

Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran). Al Baqarah 176

1. Dzalika bi annallooha nazzalal kitaaba bilhaqqi (Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran)

Merupakan gabungan antara :

-- isim isyarah sebagai mubtada' pada lafadz "dzaalika".
-- harfun jar pada lafadz "bi".
-- susunan al jar wal majrur dengan khobar berupa isim isyaroh pada lafadz "annallooha".
-- fi'il madhi dan faa'ilnya serta maf'ul bih pada lafadz "nazzalal kitaaba".
-- susunan al jar wal majrur pada lfadz "bilhaqqi".

2. Wainnallladzinahtalafu fil kitaabi lafi syiqooqin baa'id (dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran).

Merupakan gabungan antara :

-- harfun wawu 'athof pada lafadz "wa".
-- inna dan isimnya pada lafadz "innaladzina"
-- fi'il dan isim nya pada lafadz "ihtalafu".
-susunan al jar wal majrur pada lafadz "fil kittabi syiqooqin".
-- syifat pada lafadz "baa'id"

Tafsir

Personal Branding (Shibghotullah) terbentuk pada ayat ini (Al Baqarah 176), setelah sebelumnya didahului oleh Al Baqarah 174 setelah melewati empat ujian :

a. Tidak membeli kesesatan dengan kebenaran (isytarowudhdholalata bil huda)
b. Tidak membeli siksaan dengan ampunan (adzaaba bil maghfirah)
c. Tidak menantang api neraka ( ashbarohum 'alannaar)
d. Tidak menyelisih kitab (ahtalafu fil kitaabi)

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun