Mohon tunggu...
Elly Nagasaputra MK CHt
Elly Nagasaputra MK CHt Mohon Tunggu... Administrasi - Konselor Pernikahan dan Keluarga

Konselor Profesional yang menangani konseling diri, konseling pra-nikah, konseling pernikahan, konseling suami istri, konseling perselingkuhan, konseling keluarga. www.konselingkeluarga.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mama Juga Butuh Refreshing

3 Maret 2018   09:05 Diperbarui: 4 Maret 2018   09:11 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum Meledak

Sudah seminggu ini Melinda (32) merasa kelelahan yang amat sangat. Kedua putranya, Fandi dan Eron, yang masih balita sedang dalam proses pemulihan setelah sakit. Besok ia sudah harus masuk kantor, setelah mengambil cuti. Padahal pekerjaan sedang banyak-banyaknya. Tapi apa boleh buat, ia harus menemani kedua putranya, karena Andi (35), suaminya sedang bertugas di luar kota cukup lama.

Meski dibantu seorang pengasuh, Melinda merasa kewalahan. Akhirnya, ketika Fandi dan Eron tidur siang, tanpa sadar Melinda mulai menangis tersedu-sedu. Lama kelamaan tangisannya semakin kencang. Melinda merasa bosan dan jenuh dengan semuanya. Rasanya sudah mati rasa. Rutinitas pekerjaan yang tak henti, urusan rumah tangga yang mau tak mau harus dipegangnya semua, hingga sikap mertua yang kadang menuntut perhatian lebih.

Setelah sedikit tenang, ia mencoba menghubungi Andi. Meluncurlah semua keluh kesah Melinda. Andi mengerti situasi Melinda. Ia pun mengusulkan istrinya untuk refreshing sejenak, entah itu ke Bali sendiri, ke spa, atau karaoke bersama teman-teman, setelah Andi pulang lusa nanti.

Namun, bukannya senang, Melinda malah bingung. Bagaimana anak-anak nanti? Siapa yang mengurus keluarganya kalau ia pergi ke Bali? Bagaimana dengan pekerjaannya?

Andi benar. Memang sudah saatnya Melinda melepaskan diri sejenak dari rutinitas dan kesibukannya. Ia mengerti bagaimana sibuknya Melinda setiap hari. Bukan hanya berdedikasi pada pekerjaannya, tapi juga keluarganya. Bagaimanapun, jiwa Melinda harus di-recharge, agar kembali 'hidup' dengan memiliki me time. 

Apa itu Me Time?

Me time adalah saat Anda menutrisi diri sendiri, menutrisi pikiran, jiwa, hati, dan spiritual Anda. Sepertinya egois ya, kalau seseorang menghabiskan waktu bersenang-senang bagi dirinya sendiri. Padahal me time itu perlu sekali bagi semua orang, dan artikel kali ini, yang kita bahas adalah me time untuk seorang ibu, baik ibu rumah tangga atau ibu bekerja.

Di zaman ini, orang sudah sangat dibangkitkan kesadarannya untuk memperhatikan kesehatan fisik. Aneka makanan sehat, diet, olahraga, istilah kembali ke alam, makanan yang organik, dan lain-lain. Itu tentu saja bagus. Namun jangan lupa, kesehatan mental pun harus jadi perhatian yang tidak kalah pentingnya. Pada jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang sehat. Walau tubuh dirawat untuk sehat, namun jika jiwa kita lelah dan tidak sehat, maka percuma juga bukan memiliki tubuh yang fit?

Kita semua hidup di jaman dimana tekanan hidup sangat tinggi, a verystressful life.  Sehingga ketika kita tidak aware, dan tidak memprioritaskan kesehatan jiwanya, banyak orang yang ujung-ujungnya 'meledak', mental breakdown.  Baik jatuh sakit, mengalami ledakan-ledakan seperti sangat gampang terpicu untuk marah, atau menangis, depresi, stres, bahkan kecenderungan untuk bunuh diri.

Bagi wanita, disarankan untuk break sebentar dan mengambil me time. Biasanya dalam keluarga, wanita yang bertanggung jawab dengan urusan domestik, baik ibu tidak bekerja atau ibu bekerja, walau bisa dialihkan ke asisten rumah tangga. Semua wanita pasti tahu kalau pekerjaan rumah tangga tak ada habis-habisnya. Apalagi bagi mereka yang baru memiliki anak. Begitu juga dengan yang usia pernikahannya di bawah 10 tahun, karena mereka masih berjuang memperkokoh kehidupan rumah tangganya.

Kelelahan fisik dan batin yang terus mendera, membuat wanita, tak sempat meningkatkan kualitas relasi dengan suami. Memikirkan diri sendiri pun tak sempat. Biasanya prioritas nomor satu adalah anak, yang lain pun mengikuti.  

20180227-141833-5a9b4e3bcbe5237b6d188632.jpg
20180227-141833-5a9b4e3bcbe5237b6d188632.jpg
Waktunya Me Time

Lalu kapan Anda sudah harus menyadari kalau Anda membutuhkan me time untuk mencharge ulang jiwa Anda? Ketika Anda sudah jenuh, merasa lelah yang tak habis-habis, dihantui perasaan yang cenderung sedih dan kesal, hingga akhirnya tak bisa berkonsentrasi dan fokus pada pekerjaan yang sedang Anda lakukan. Ini tandanya Anda harus segera 'pergi' sebentar.

Namun ada yang harus Anda ingat sebelum langsung pesan tiket pesawat. Pertama, kita harus mengenal diri sendiri dengan jelas. Me time seperti apa yang bisa membuat diri Anda kembali segar dan waras? Karena setiap orang jenis me time nya berbeda.

Ada yang pergi hang-out, makan-makan bersama teman selama dua jam sudah cukup membuat dirinya segar kembali. Ada juga yang perlu naik gunung, selama 4-5 hari untuk berkontemplasi. Atau ada yang memilih memanjakan diri ke salon atau spa. Bahkan ada juga yang hanya duduk di dak rumahnya dan memandangi matahari terbenam sambil menyeruput kopi.

Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda untuk "menutrisi" pikiran, hati, jiwa dan spiritualnya. Sehingga jangan terjebak untuk ikut-ikutan dengan orang lain, misalnya karena sahabat senang berbelanja, maka Anda ikutan shopping dengannya. Pulangnya, bukan merasa segar, justru pusing harus membayar utang kartu kredit.

Kedua kita juga harus melihat kondisi sekeliling dan situasi keluarga saat itu. Jika punya bayi masih menyusui, benarkah harus pergi ke luar negeri? Kalau keuangan sedang seret, benarkah Anda memaksakan shopping yang bukan prioritas? Berapa lama anak bisa ditinggal?

Ketiga, tempatkanlah me time di urutan prioritas yang tepat. Anak Anda sedang ujian kenaikan kelas, suami minggu depan berulang tahun, masa Anda tetap ngotot untuk berangkat berlibur ke negara tetangga dengan teman-teman?

Memilih me time juga jangan yang tidak sehat. Misalnya dugem dan mabuk-mabukan, hingga pulang baru dini hari dalam keadaan mabuk. Bukannya menutrisi, justru menghancurkan badan.         

Jangan lupa, ada juga satu jenis me time yang dapat dilakukan kapan saja dimana saja namun sangat menutrisi jiwa, yaitu berdoa. Berdoa adalah me time yang sangat ekslusif, dimana hanya Anda yang sedang curhat kepada Tuhan. Namun kembali, preferensi pilihan jenis me time adalah harus sesuai dengan kepribadian diri Anda sendiri, tidak bisa dipaksakan.

Kita cukup beruntung hidup di Indonesia ini karena pada umumnya kita semua didukung oleh support system yang menunjang. Ketika Anda butuh me time, bisa menitipkan anak pada asisten yang bisa dipercaya, dibantu dengan pengawasan orang tua atau mertua sehingga Anda akan lebih merasa nyaman dan aman ketika meninggalkan si buah hati.

 Tentu saja segala sesuatu harus direncanakan secara matang, agar me time Anda benar-benar sehat dan berkualitas, tidak diselipi rasa khawatir berlebihan akan buah hati yang Anda tinggal. So... Start to plan and enjoy your me time!

Salam Sejahtera,

Elly Nagasaputra, MK, CHt

Marriage Counselor & Hypnotherapist

www.konselingkeluarga.com

www.klinikhipnoterapijakarta.com

- healing hearts -- changing life -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun