Sebelum Meledak
Sudah seminggu ini Melinda (32) merasa kelelahan yang amat sangat. Kedua putranya, Fandi dan Eron, yang masih balita sedang dalam proses pemulihan setelah sakit. Besok ia sudah harus masuk kantor, setelah mengambil cuti. Padahal pekerjaan sedang banyak-banyaknya. Tapi apa boleh buat, ia harus menemani kedua putranya, karena Andi (35), suaminya sedang bertugas di luar kota cukup lama.
Meski dibantu seorang pengasuh, Melinda merasa kewalahan. Akhirnya, ketika Fandi dan Eron tidur siang, tanpa sadar Melinda mulai menangis tersedu-sedu. Lama kelamaan tangisannya semakin kencang. Melinda merasa bosan dan jenuh dengan semuanya. Rasanya sudah mati rasa. Rutinitas pekerjaan yang tak henti, urusan rumah tangga yang mau tak mau harus dipegangnya semua, hingga sikap mertua yang kadang menuntut perhatian lebih.
Setelah sedikit tenang, ia mencoba menghubungi Andi. Meluncurlah semua keluh kesah Melinda. Andi mengerti situasi Melinda. Ia pun mengusulkan istrinya untuk refreshing sejenak, entah itu ke Bali sendiri, ke spa, atau karaoke bersama teman-teman, setelah Andi pulang lusa nanti.
Namun, bukannya senang, Melinda malah bingung. Bagaimana anak-anak nanti? Siapa yang mengurus keluarganya kalau ia pergi ke Bali? Bagaimana dengan pekerjaannya?
Andi benar. Memang sudah saatnya Melinda melepaskan diri sejenak dari rutinitas dan kesibukannya. Ia mengerti bagaimana sibuknya Melinda setiap hari. Bukan hanya berdedikasi pada pekerjaannya, tapi juga keluarganya. Bagaimanapun, jiwa Melinda harus di-recharge, agar kembali 'hidup' dengan memiliki me time.Â
Apa itu Me Time?
Me time adalah saat Anda menutrisi diri sendiri, menutrisi pikiran, jiwa, hati, dan spiritual Anda. Sepertinya egois ya, kalau seseorang menghabiskan waktu bersenang-senang bagi dirinya sendiri. Padahal me time itu perlu sekali bagi semua orang, dan artikel kali ini, yang kita bahas adalah me time untuk seorang ibu, baik ibu rumah tangga atau ibu bekerja.
Di zaman ini, orang sudah sangat dibangkitkan kesadarannya untuk memperhatikan kesehatan fisik. Aneka makanan sehat, diet, olahraga, istilah kembali ke alam, makanan yang organik, dan lain-lain. Itu tentu saja bagus. Namun jangan lupa, kesehatan mental pun harus jadi perhatian yang tidak kalah pentingnya. Pada jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang sehat. Walau tubuh dirawat untuk sehat, namun jika jiwa kita lelah dan tidak sehat, maka percuma juga bukan memiliki tubuh yang fit?
Kita semua hidup di jaman dimana tekanan hidup sangat tinggi, a verystressful life.  Sehingga ketika kita tidak aware, dan tidak memprioritaskan kesehatan jiwanya, banyak orang yang ujung-ujungnya 'meledak', mental breakdown. Baik jatuh sakit, mengalami ledakan-ledakan seperti sangat gampang terpicu untuk marah, atau menangis, depresi, stres, bahkan kecenderungan untuk bunuh diri.
Bagi wanita, disarankan untuk break sebentar dan mengambil me time. Biasanya dalam keluarga, wanita yang bertanggung jawab dengan urusan domestik, baik ibu tidak bekerja atau ibu bekerja, walau bisa dialihkan ke asisten rumah tangga. Semua wanita pasti tahu kalau pekerjaan rumah tangga tak ada habis-habisnya. Apalagi bagi mereka yang baru memiliki anak. Begitu juga dengan yang usia pernikahannya di bawah 10 tahun, karena mereka masih berjuang memperkokoh kehidupan rumah tangganya.